Beberapa waktu yang lalu, Saya diundang untuk mengikuti acara pernikahan teman Saya. Dekorasi pelaminan sudah begitu menarik. Keluarga pengantin pun sudah tampil ciamik dengan gaun pesta warna biru mint.
Pengantin terlihat gemerlap dalam balutan baju putih, berdiri dibawah cahaya lampu warna-warni. Menunggu dipanggil oleh pembawa acara yang malam itu tampil dengan jas dan gaun senada.Â
Saya pun menduga bahwa prosesi masuknya pengantin nanti bakalan heboh dan menarik. Musik dimainkan. Sedikit keras, menurut ukuran ambang batas telinga Saya.Â
Lalu, suara pembawa acara pria mulai terdengar. Memberikan ucapan selamat datang, yang kemudian ditimpali sambung menyambung tanpa jeda oleh pembawa acara wanita. Berlomba dengan suara musik yang keras.Â
Ekspektasi Saya untuk mendapatkan prosesi masuk yang sakral dan indah, ambyar seketika. Otak ini tidak mampu menangkap apa yang mereka sampaikan. Hadeuh, tepok jidat!Â
Pembawa acara memegang peran penting
Master of Ceremony alias MC alias pembawa acara menjadi salah seorang yang memegang peranan penting dalam sebuah acara. Lancar atau tidaknya sebuah acara, ada di tangan pembawa acara.Â
Agar tampil maksimal layaknya seorang pembawa acara profesional, perlu melakukan persiapan secara matang, jauh sebelum acara dimulai. Bila perlu, lakukan riset kecil-kecilan, misalnya siapa saja yang diundang dalam acara tersebut.Â
Urutan jalannya acara, termasuk urutan nama yang disapa, terutama dalam acara formal, menjadi hal yang penting. Untuk acara di pemerintahan, perlu berkonsultasi dengan pihak tertentu, misalnya protokoler.Â
Berpenampilan sopan, rapi dan menarik
Pembawa acara menjadi pusat perhatian seluruh tamu undangan atau peserta sepanjang acara berlangsung. Intonasi suara, gestur tubuh, tata bahasa yang digunakan akan menjadi hal yang diingat oleh tamu undangan saat itu. Karenanya, penampilan perlu diperhatikan secara seksama.Â