Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Joki Ilmiah dan Praktik Pelecehan di Kampus

20 Februari 2023   05:00 Diperbarui: 19 Oktober 2024   16:14 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita tentang praktek perjokian di lingkup akademisi, seakan menampar wajah pendidikan di Indonesia. Mengindikasikan lemahnya pengawasan terhadap praktek kejahatan terselubung di dalamnya.

Praktek joki ilmiah yang marak diperbincangkan akhir-akhir ini, sesungguhnya sudah terjadi sejak lama. Sang joki, alias penjual jasa, ada yang secara terang-terangan menawarkan jasa pembuatan sebuah karya ilmiah. 

Penawaran sang joki bisa ditemukan dengan mudah melalui selebaran yang ditancapkan pada lokasi strategis, melalui media online dan lain sebagainya. Jasa joki ilmiah pada akhirnya dimanfaatkan oleh mereka yang 'kepepet' dengan berbagai alasan. Seperti simbiosis mutualisma antara kedua belah pihak. Sang joki butuh cuan, dan pihak lainnya butuh hasil.

Kejahatan dibalik praktek joki ilmiah di kampus

Sayangnya, praktek joki ilmiah ini juga justru terjadi di dalam lingkaran kampus. Dilakukan oleh mereka yang menamakan dirinya kaum terpelajar. Kampus, sebagai tempat yang harusnya bebas dari praktek seperti demikian, masih bisa kecolongan juga.

Yaah.....namanya juga kejahatan.

Kejahatan dapat bersembunyi di balik aturan yang diterapkan. Kejahatan dapat membungkus dirinya dibalik topeng kebaikan yang ditawarkan.

 Kejahatan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Kejahatan tidak terjadi hanya karena munculnya niat, tapi juga karena ada kesempatan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melancarkan aksinya.

Perjokian ilmiah di kampus rawan terjadi selama masa penulisan tugas akhir. Umumnya yang jadi korban adalah mahasiswa bimbingan atau yang diuji, dan pelakunya adalah 'orang dekat' si mahasiswa. Bisa pembimbing, juga penguji!

Berbeda dengan perjokian pada umumnya, praktek joki ilmiah di kampus punya embel-embel istimewa. Sang oknum mengerjakan tulisan ilmiah dan si mahasiswa harus memberikan 'balasan' yang setimpal bagi bantuan yang diberikan padanya. Bukan duit, tapi perlakuan 'plus' terhadap si mahasiswa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun