Orang utan Tapanuli memiliki kepala yang lebih kecil dan wajah yang lebih datar dibandingkan dengan dua spesies orang utan lainnya. Secara genetik, orang utan Tapanuli lebih terkait secara genetik dengan orangutan Borneo daripada orang utan Sumatera.
Jumlahnya sangat terbatas di alam, yakni kurang dari 800 orang utan, sehingga IUCN (International Union for Conservation of Nature)Â mengklasifikasikannya dalam kategori terancam punah.Â
Orang utan Borneo tersebar di wilayah Pulau Kalimantan Indonesia dan Malaysia. Pongo pygmaeus merupakan spesies dengan jumlah populasi terbanyak yaitu sekitar 57.350 ekor namun tetap dengan status terancam punah.Â
Ciri fisiknya adalah memiliki postur tubuh lebih besar daripada dua spesies lainnya dengan rambut pendek berwarna cokelat gelap kehitaman.Â
Orang utan itu unik
Selain memiliki DNA yang hampir sama dengan manusia, bayi orang utan akan berada dalam kandungan induknya selama 8,5 bulan. Selama dua tahun pertama bayi orang utan sepenuhnya tergantung pada induknya.Â
Induk orang utan akan selalu membawa anaknya kemana-mana hingga anaknya berusia 5 tahun.Â
Orang utan betina akan melahirkan satu keturunan dalam waktu lebih kurang  8 tahun. Di alam liar, rata-rata usia  seekor orang utan dapat mencapai usia 35 hingga  40 tahun. Orang utan betina di alam liar akan mencapai  pubertas pada usia 8 tahun, namun biasanya akan siap untuk memiliki bayi pada usia remaja.Â
Berbeda dengan jenis kera besar lainnya, orang utan cenderung lebih menyendiri. Dengan rentang lengan yang dapat mencapai 2 meter panjangnya, orang utan adalah makhluk yang lebih banyak menghabiskan waktunya di atas pohon, bergantung dari satu pohon ke pohon lainnya.Â
Orang utan jantan akan memiliki cara sendiri untuk menarik lawan jenisnya.Â