Krisis Palestina-Israel baru-baru ini kembali memunculkan pertanyaan tentang nasib Palestina, terutama dalam konteks dukungan AS terhadap Israel. Konflik ini telah menelan banyak korban, dengan ratusan warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka sebagai akibat dari serangan Israel. Pertanyaannya adalah: bagaimana solusi atas nasib kaum Muslimin Palestina dalam situasi seperti ini?
Konflik terbaru ini dimulai setelah Israel menanggapi serangan roket oleh kelompok Hamas dengan serangan udara ke wilayah Palestina. Respons internasional terhadap konflik ini bervariasi, dengan sejumlah negara dan media Barat mengecam serangan roket oleh Hamas dan mendukung Israel. Namun, penting untuk melihat konflik ini dalam konteks sejarah yang lebih luas.
Penjajahan Israel di Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, dan serangan Palestina sering kali dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap pendudukan tersebut. Dalam konteks ini, banyak yang melihat ketidakadilan di situasi ini, terutama ketika banyak negara Barat mendukung Israel dan legitimasi PBB mengakui Israel sebagai "Negara Yahudi" di tanah Palestina.
AS, sebagai salah satu sekutu terdekat Israel, telah secara tegas mendukung Israel dalam konflik ini. Hal ini menciptakan situasi yang sulit bagi Palestina dan kaum Muslimin di seluruh dunia, yang merasa bahwa pendukungan ini tidak adil.
Sejumlah argumen yang diajukan untuk memahami perjuangan Palestina adalah sebagai berikut:
1. Sejarah Penaklukan Palestina oleh Kaum Muslim
Sejarah mencatat bahwa Palestina pertama kali dibebaskan oleh pasukan jihad kaum Muslim pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab pada tahun 637. Palestina kemudian menjadi bagian dari wilayah Daulah Khilafah, dengan pusat pemerintahan berada di Madinah. Oleh karena itu, sejarah mencatat bahwa Palestina adalah tanah yang sepenuhnya dimiliki oleh kaum Muslim.
2. Israel Sebagai "Tamu" yang Menumpang
Seiring berjalannya waktu, Israel menjadi "tamu" yang tidak diundang di tanah Palestina. Namun, mereka mulai menuntut tanah tersebut, meskipun mereka awalnya datang sebagai tamu. Ini menciptakan ketegangan yang memicu perlawanan dari Palestina sebagai pemilik tanah. Dalam konteks ini, perlawanan Palestina dianggap sebagai bentuk jihad untuk mempertahankan hak tanah mereka.
3. Keberadaan Kekayaan Spiritual di Palestina
Palestina memiliki nilai spiritual yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Ini adalah tempat kiblat pertama umat Islam, tempat para sahabat dan syuhada dimakamkan, serta tempat tinggal para nabi. Oleh karena itu, Palestina dijuluki sebagai "bumi para nabi."