Harga BBM belum naik, beberapa sektor ekonomi kelas bawah rela teriak harga. Misalnya, sekitar 20.000 pengusaha warteg yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Warteg Indonesia (HiPWIN) menyatakan menolak rencana kenaikan BBM pertalite dan solar.Â
Menurut mereka, kenaikan harga BBM akan menekan pertumbuhan ekonomi di berbagai bidang, di samping risiko penurunan daya beli masyarakat dan peningkatan permintaan belanja.
Di sisi lain kita harus bersiap munculnya kasus penimbunan. Penimbunan adalah praktik menakutkan yang berulang setiap kali muncul masalah kenaikan harga, termasuk bahan bakar. Metode penyimpanan bahan bakar juga berbeda. Ada yang menggunakan kendaraan modifikasi, ada yang mundur, ada yang set di satu titik, dll.
 Pada pertengahan Agustus 2022 saja, ada 49 kasus penyalahgunaan BBM bersubsidi. Sementara itu, berdasarkan hasil pantauan cyber newsline hingga awal September, kasus penimbunan batu Pertalite dan solar telah terjadi di beberapa daerah.
 Di Aceh, lebih dari satu ton penimbun BBM bersubsidi ditangkap. Penimbunan juga terjadi di Bogor (Jawa Barat), Nganjuk (Jawa Timur) dan Palangkaraya (Kalimantan Tengah). Bentuk penyalahgunaan BBM bersubsidi selain penimbunan yang paling umum adalah membeli BBM bersubsidi dalam jerigen tanpa izin jual kembali dan menjual BBM bersubsidi kepada pelaku industri.Â
Selain itu, juga merugikan masyarakat ketika terjadi penyelundupan BBM. Hal ini biasanya terjadi di daerah yang berbatasan dengan laut dengan negara tetangga.Â
Efek domino dari kenaikan harga BBM tidak dapat diatasi dengan adanya subsidi sosial yang jumlahnya sedikit dan penerima manfaat yang sangat terbatas.Â
Kita juga tidak bisa mengabaikan fakta bahwa kenaikan inflasi merupakan dilema yang dihadapi perekonomian global saat ini, termasuk Indonesia. Inflasi melonjak karena harga makanan dan energi naik.
Inflasi di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, biasanya satu digit, tetapi kini telah melampaui angka 10%. Meski inflasi di Indonesia tidak setinggi di negara lain, namun inflasi sudah mulai mengancam kehidupan masyarakat.
Coba kita perhatikan bahwa inflasi Indonesia pada Juli 2022 saja sudah mencapai 4,94%. Salah satu penyebab utama tingginya inflasi adalah inflasi pangan yang telah mencapai 11,5%. Pada titik ini, pihak berwenang dapat berargumen bahwa mereka mencari berbagai pembenaran dan celah untuk menaikkan harga bahan bakar.Â
Namun, sudahkah aparat memastikan uang yang mengalir ke kantong masyarakat melalui pembelian BBM aman dari korupsi?