Mohon tunggu...
Lynx Imperator
Lynx Imperator Mohon Tunggu... -

seseorang yang senantiasa berupaya menjadi "jack of all trades, master of none"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"... 'ku hanya orang biasa yang selalu dijadikan alas kaki sang raja" (/rif)

2 April 2011   12:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:11 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pagi ini sebangun tidur saya buka akun facebook saya. begitu laman "home" terbuka, muncul lah daftar posting dan aktivitas teman2 saya. ada yang sangat menarik perhatian saya, sesuatu yang dipos oleh teman saya yang saat ini tengah menyelesaikan studi S-3 (kalau tidak salah sih di bidang biomedical engineering) di jepang, judulnya "ini ngomong apa kentut?"... rupanya dia mengomentari ocehan ketua dpr-ri, marzuki alie, yang menyatakan bahwa urusan pembangunan gedung dpr-ri, dan bahkan urusan pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya, adalah urusan para orang "berpendidikan", orang "elite"; bukan urusan rakyat biasa yang seharusnya sudah puas asal perutnya penuh, punya rumah dan ada pendidikan (ini bukan karangan saya. ini saya ambil dari berbagai media massa nasional, karena setelah membaca posting teman saya di facebook itu saya jadi mencari-cari berita mengenai ocehan marzuki alie ini di berbagai media massa nasional)...

sungguh sebuah ocehan yang tidak beretika, tidak bermoral dan sangat tidak pantas keluar dari mulut seorang ketua dpr-ri (dewan perwakilan RAKYAT republik indonesia):

pertama, bukan kah anggota dpr-ri, termasuk ketuanya, yang terhormat itu dipilih oleh RAKYAT untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan RAKYAT indonesia, yang disebut marzuki alie sebagai "rakyat biasa" itu?

kedua, bukan kah uang yang dipakai untuk menghidupi (membayar gaji, tunjangan, fasilitas, dsb.) para anggota dpr-ri yang terhormat itu adalah uang rakyat?

ketiga, bukan kah dengan menyatakan bahwa urusan pembangunan gedung dpr-ri (dan infrastruktur maupun fasilitas umum lainnya) adalah urusan orang "berpendidikan" dan "elite", marzuki alie telah menghina seluruh rakyat indonesia sebagai orang yang tidak berpendidikan dan tidak elite?

tapi, marzuki alie, atau lebih tepatnya bapak marzuki alie yang terhormat, mungkin benar... kita ini kan cuma rakyat jelata, rakyat biasa... atau menurut /rif dalam lagu "raja" tahun 1997 "... hanya orang biasa yang selalu dijadikan alas kaki sang raja"... raja-raja atau orang-orang yang merasa dirinya raja seperti bapak marzuki alie yang terhormat. kita tidak punya akses kepada kekuasaan dan kekayaan di negara kita ini... katanya indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, tapi, setelah mendengar ocehan bapak marzuki alie yang terhormat ini, koq saya jadi merasa seperti hidup di bawah kekuasaan diktator, ya? rakyat biasa tidak boleh bersuara: bisa bernafas, makan, minum, sudah cukup... bersyukur lah masih dikasih izin untuk hidup.

terkait rencana pembangunan gedung baru untuk dpr-ri, rupanya hal ini memang penuh dengan polemik, bukan hanya urusan biayanya yang selangit (menurut rakyat biasa, uang sebanyak itu lebih baik digunakan untuk membangun fasilitas pendidikan dan kesehatan yang lebih layak), tapi juga urusan desain gedungnya... minggu lalu ada juga teman saya posting di laman facebooknya, katanya desain gedung dpr-ri yang baru meniru gedung kongres nasional chile...

cerita lama... soalnya, saya pernah pos di laman facebook saya foto perbandingan desain gedung kongres nasional chile dengan desain gedung dpr-ri yang baru pada bulan september 2010 lalu, dan waktu itu fotonya saya komentari, "rupanya tidak sia-sia mereka bolak-balik berkunjung ke chile sebanyak lebih dari 4 kali selama 3 tahun terakhir..." (kebetulan, waktu itu dubes ri di chile juga pensiunan anggota dpr-ri)

kembali ke perilaku anggota dpr-ri yang terhormat... memang, kelihatannya arogansi sudah menjadi sikap yang wajib dimiliki setiap anggota...

saya jadi tiba2 ingat cerita seorang teman sekantor mengenai obrolan 3 orang dokter forensik dari negeri antah berantah...

dokter yang pertama menceritakan pengalamannya membedah mayat seorang pelukis, katanya, ketika  kepalanya dibuka, di otaknya ada berbagai kreasi indah dan mengagumkan yang belum sempat dituangkan menjadi lukisan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun