Sederhana, aku hanya ingin bercerita tentang hidupku tapi ternyata tak sesederhana itu kamu bisa menerimanya.
Menangis ada sekat tidak percaya dan curiga, tak akan utuh cinta bila sudah ada kecurigaan dan ketidak percayaan.
Aku menangis, hanya ingin untuk jujur pada orang yang aku cinta, seperti betapa aku mempercayai semua kejujuranmu pada padaku.
Tidak apa kamu mencurigai aku karena kamu berfikir hubungan aku dan dia tidak harmonis karena hubungan aku dengan laki-laki lain, perlukah aku sakit hati dengan tuduhan kamu. Tidak harus, karena aku tidak bisa mencegah prasangka kamu terhadapku.
Menangis ya...karena kisah yang sebenarnya jauh dari tuduhan yang kamu lontarkan. Menangis, itulah yang aku lakukan. Sakit hati, tak apa sudah bertahun-tahun aku ditempa dengan sakit hati. Sudah terbiasa air mata ini jatuh tanpa ada yang menyekanya. Sudah lama rasanya ingin bersandar didada orang yang menyayangiku. Tapi tidak apa, aku terbiasa untuk sendiri. Aku terbiasa untuk tersakiti, Allah sudah membuatnya seperti itu.
Aku berhak untuk bahagia, aku merasakan itu ada pada kamu. Tapi rasanya bahagia itu akan menjauh karena rasa curiga dan tak percaya yang menghampiri kamu hanya karena aku mencoba untuk jujur pada orang yang aku percaya, pada orang yang aku sayang, pada orang yang aku cinta.
Tidak apa, kalau pun aku ceritakan kisah hidupku itupun tak akan pernah kamu percayai sama seperti orang lain yang tak pernah tahu seperti apa kisahnya tetapi menghakimi seperti paham cerita sebenarnya.
Hak kamu untuk tidak percaya padaku, hak kamu untuk curiga padaku. Tak penting untung membela diri, begitu juga tidak pentingnya aku untuk kamu, begitu juga tidak pentingnya hubungan kita untuk kamu.
Jangan pernah ragu untuk meninggalkanku, kalau sakit hati sudah menjadi makanan pembuka hidupku. Jadi tetaplah dengan keyakinan akan betapa hina, kotor, nistanya aku untuk kamu.
Tak usah ragu lagi, tak akan pernah aku menyalahkan kamu. Jangan pernah berani hidup dengan aku bila tak sanggup untuk mempercayai aku dan bila terus untuk mencurigai aku.
Bahagiakanlah hidup anak dan istrimu, karena mereka adalah tujuan hidupmu. Tinggalkan aku selagi kamu terus dalam keraguan, kecurigaan dan ketidak percayaan. Yakin apa yang kamu lakukan benar.
Terima kasih sudah mengisi hari-hari indahku, hari yang tak terlupakan. Karena mencintamu adalah kebahagiaan bagi ku. Menyayangimu adalah anugerah untukku. Bersamamu adalah mimpi bagiku.
Jadi biarkan aku kubur semua. Maaf sudah banyak mengecewakan kamu. Insyallah bahagia kamu bahagiaku juga, semoga kamu menemukan wanita baik dan benar bukan wanita seperti aku.
Mohon maaf sudah mengganggu keutuhan rumah tangga kamu.
Tapi jangan pernah meminta aku untuk menghilangkan rasa cinta dan sayang ku pada kamu. Izinkan aku untuk tetap menggenggam cinta dan sayangku padamu karena untuk meminta kamu bersama ku sudah hal yang sangat sulit aku dapatkan.
Hanya titip sebuah kalimat, “Jangan tanyakan berapa derita yang ku punya tapi tolong tanyakan apakah aku pernah bahagia?”
Dari : Aku yang selalu mencintai dan menyayangimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H