Jam dinding, sarang laba-laba, dan pagi yang tak kunjung menyapa
Terkadang, aku ingin menjadi seorang yang sama sekali baru untukmu
Kau melihatku bukan dari aib-aibku
Ku berharap suatu pagi kita terbangun di tepi-tepi pantai
Aku anugerah terbaikmu dan kau anugerah terbaikku
Kita hirup udara bercampur butiran pasir putihÂ
Kau dan aku berkelakar hingga mentari enggan menampakkan wujudnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!