Di balik polemik yang viral tentang Belva Devara, ada satu pelajaran yang patut diteladani. Kalau Penulis menjadi sosok beliau, mungkin Penulis akan melakukan hal yang sama. Sebagian berpendapat, "Dunia Politik itu keras, Dek Belva!" tidak salah juga, masing-masing bebas menyampaikan opini.
Beberapa dari kita dilahirkan dengan fasilitas yang mumpuni untuk bisa berjuang meraih mimpi apa saja yang ingin kita capai, beberapa yang lain harus berjuang sekuat tenaga untuk menciptakan tonggak-tonggak sejarah bagi dirinya sendiri agar bisa meraih apa yang diimpi-impikan. Pemuda yang satu ini beda! Seorang pemimpin terlihat dari visi yang diembannya, visinya mampu mendobrak persepsi dunia.
Mungkin lebih enak kita trace back ke beberapa dekade yang lalu, kita punya Ir. Soekarno. Apa yang beda dari Ir. Soekarno ? Di tengah masa penjajahan yang cukup lama (ratusan tahun lamanya) harusnya tidak ada sosok seperti beliau, mayoritas orang pesimis tentang masa depan Indonesia, hanya Soekarno yang suaranya menggelegar berteriak tentang kemerdekaan Indonesia, GOKIL BANGET!
Lalu apa persamaan Ir. Soekarno dengan Belva Devara ? Saat kebanyakan orang menganggap kuliah di Harvard mustahil, justru orang ini bermimpi untuk terbang ke sana, tidak tanggung-tanggung, gelar di Stanford pun diraihnya. Saat orang lain menapaki jalur berkarir di perusahaan yang stable, orang ini memilih mendirikan platform Ruang Guru untuk memfasilitasi anak-anak sekolah belajar. Saat kebanyakan orang ketakutan kehilangan jabatan, kehilangan kesempatan, orang ini memecah perhatian publik dengan melepaskan jabatannya.
Dan sangat logis bahwa orang yang punya prinsip tidak takut kehilangan apapun. Seharusnya kita bisa belajar banyak dari Belva Devara, seorang Pejuang tidak selayaknya takut selama dia berjalan di track yang benar. Semoga niat beliau diridhoi dan sukses selalu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H