“dalam jantung (qalbu) mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS 2:10)
Dalam ayat diatas Allah memberitahukan bahwa kebiasaan berdusta atau berbohong merupakan sumber berbagai penyakit bagi jantung. Penulis buku “Set Free to Live: Breaking Through the 7 Lies Women Tell Themselves” Saundra Dalton Smith M.D. didalam bukunya menyampaikan : “Saat berbohong, tubuh seseorang mengeluarkan hormon (kortisol dan norepinefrin) yang sama dengan yang dipicu oleh respons saat menghadapi kondisi di mana anda cuma punya dua pilihan: 'Berkelahi atau Kabur',". Ketika seseorang berbohong, jantungnya akan mengeluarkan hormon kortisol dan norepinefrin.
Allah Sang Pencipta memberi alarm pada jantung manusia, ketika manusia berbohong (berdusta) maka secara otomatis dan spontan hormon kortisol dan norepinefrin (noreadrenalin) di keluarkan jantung, padahal disaat seseorang berbohong tidak ada yang mengetahuinya, itulah kesempurnaan Sang Pencipta. Ketika hormon kortisol dan norepinefrin dikeluarkan jantung, efek kortisol meningkatkan kadar gula darah dan menekan sistem kekebalan tubuh. Hormon Norepinefrin yang dikeluarkan jantung memicu jantung berdetak lebih cepat, keadaan ini terjadi secara otomatis, hal ini dapat diketahui dengan adanya sentakan pada jantung atau jantung berdebar lebih cepat ketika kita berbohong dan adanya blank sesaat pada pikiran atau otak kita, shock sesaat tetapi kita bisa merasakannya. Pada saat itu fungsi neurites sensorik jantung mendeteksi kadar kortisol dan norepinefrin dan mengubahnya menjadi impls saraf, melalui saraf vagus impuls saraf diteruskan ke otak, ketika sampai di otak sistem limbik memproyeksikan impuls saraf sesuai kadar yang dideteksi oleh jantung dan otak merasakan emosi atau perasaan takut, bersalah, tidak aman dan rendah diri. Seseorang yang berbohong juga akan merasakan perasaan bersalah, rendah diri dan tidak nyaman. Jika ada seseorang yang berbohong tetapi ia merasa bangga, merasa benar sendiri, dan aman maka sesungguhnya ia orang yang sakit jiwa.
Adanya perasaan TAKUT "melawan atau kabur" dengan kondisi siaga, detak jantung semakin cepat dan tekanan darah meningkat tajam, dapat dideteksi dengan sbuah alat, maka dibuatlah alat “Lie Detector” yaitu alat yang mendeteksi kebohongan seseorang berdasarkan tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan seseorang, karena disaat berbohong detak jantungnya pasti mendadak meningkat dan pernafasan pun ikut meningkat.
Dr. Shigeo Haruyama penulis The Miracle of Endorphin, memberitahukan bahwa over dosis Norepinefrin itu sangat beracun dan merusak tubuh kita. Sedang hormon Kortisol yang tidak terkontrol menyebabkan menurunnya kekebalan imun tubuh kita dan penyebab diabetes.
Maka ketika kita berbohong terus menerus maka, hormon kortisol dan norepinefrin akan merusak sistem imun kita, menyebabkan diabetes, jantung koroner, stroke, hingga gagal jantung kongestif atau masalah jantung akibat adanya penimbunan di pembuluh darah.
“dalam jantung (qalbu) mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS 2:10)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H