Mohon tunggu...
The Casper
The Casper Mohon Tunggu... Koki - Apapun Mungkin ini semua bisa terjadi

Seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di aceh barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Proses STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh Menuju IAIN

5 Desember 2019   14:53 Diperbarui: 5 Desember 2019   15:14 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah melewati masa yang panjang dan usaha yang tak putus rentang, pergantian jabatan dan perubahan tata aturan terus terjadi, sebuah kampus yang berdiri provinsi Aceh tepat nya di kabupaten Aceh barat yang telah bereformasi dan berganti nama hingga 3 kali ini. 

Pada tahun 1983 para ulama dan para tokoh masyarakat bekerjasama dengan pemerintah kabupaten Aceh barat untuk membangun perguruan tinggi di Aceh barat, yang kemudian pada tahun 1984 lahir dan berdirilah dengan nama "Yayasan pendidikan teungku chik dirundeng"  yang bertempat di jalan sisingamangaraja Gampa, Aceh barat. Dan mengabadikan nama Teungku chik dirundeng pada perguruan tersebut.

Lembaga pendidikan tersebut sangat umum dan bersifat kejuruan oleh karena itu perlu diimbangi oleh pendidikan agama di dalam lingkungan yayasan tersebut dan harus sesegera mungkin diwujudkan, dalam waktu yang sigap dan para upama dan tokoh tokoh masyarakat yang di pelopori dan dimotori oleh Departemen Agama kabupaten Aceh Barat (DEPAG), MUI dan korps Alumni IAIN Ar-raniry (koniry) Aceh barat memprakarsai bersieinya fakultas Tarbiyah di meulaboh.

Kemudian rumusan hasi dari kesepakatan tersebut diajukan kepada pihak yayasan pendidikan Teungku chik dirundeng meulaboh dan pada akhirnya disepakati untuk pendirian fakultas tarbiyaj tersebut di bawah yayasan pendidikan Teungku chik dirundeng Meulaboh disertai dengan surat keputusan.

Kemudian kembali pada tahun 2003 terjadi perubahan status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Teungku dirundeng, (STAI)

Seiring dengan hadirnya dua prodi baru yaitu prodi muamalah dan prodi penyiaran Islam  tepat pada tanggal 17 April 2003 Stai Teungku dirundeng Meulaboh secara resmi memilki 9 program studi.

Lalu kembali padah tahun berikutnya yautu pada tahun 2014 STAI Teungku dirundeng Meulaboh yang pada saat itu di bawah pimpinan DR. H Syamsuar Basyariah, M.Ag yang kemudian bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Aceh barat yang saat itu di pimpin oleh H T Alaidinsyah sebagai Bupati Aceh barat dan Drs H Rachmat Fitri HD, M.PA sebagai wakil bupati Aceh barat turut bekerjasama pada proses perubahan status PTAIS menjadi PTAIN Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Meulaboh Aceh barat (STAIN) Teungku dirundeng Meulaboh sesuai dengan peraturan Menteri Agama RI yang di tanda tangani oleh Menteri Agama Lukmanul Hakim Syaifuddin serta diundangkan pada Menkumham tanggal 22 September 2013 yang di tanda tangani oleh Amir Syamsuddin. 

Tidak lama kemudian pergantian rektorpun terjadi tepatnya pada senin 7 Januari 2019 dimana Dr H Syamsuar S.Ag digantikan oleh Dr inayatillah yang di lantik oleh Menteri Agama Republik Indonsia Lukman Hamim Saifuddin di kementrian Agama jakarta.

Dengan selesainya proses pelantikan Dr inayatillah sebagai Rektor STAIN Teungku dirundeng Meulaboh maka resmi sudah beliau menjabat pada jabatan beliau.

Namun setelah pergantian jabatan ini suasana dilingkungan kampus mulai berbeda baik secara sisi positif dan negatif, pertukaran rektor sendiri sempat menimbulkan demonstrasi yang dilakukan oleh mahsiswa dan mahasiswi STAIN teungku dirundeng Meulaboh yang saat itu sempat menyegel kampus dan beradu mulut antara mahasiswa yang menyurakan aksi pada gelaran demo tersebut yang dimotori oleh Dewan eksekutif mahasiswa dan senat mahasiswa serta seluruh organisasi HMJ, mahasiswa dan segenap lainya mulai memanas setelah mendengarkan ucapan prof.mahfud Md pada salah satu acara TV saat itu, Mahfud Md dalam acara tersebut mengatakan bahwa terdapat beberapa kasus jual beli jabatan dimana salah satu contoh kasusnya yaitu yang terjadi pada STAIN teungku dirundeng Meulaboh, oleh dasar pernyataaan itu yang dianggap dan diyakini kebenaran oleh segenap masyarakat karena diucapkan oleh sosok yang punya peran andil di lembaga pemerintahan maka mahasiswa beserta yang lainnya terbawa larut emosi yang kemudian di suarakan melalui demo menuntut Dr inayatillah mundur dari jabatannya sebagai Rektor karena dinilai telah mengotori hukum atas dasar beli jabatan yang di gelontarkan dalam aksi demo hari itu, kemudian demo tersebut senyap tidak tahu kemana, dalam aksi demo tersebut sebagian pihak menganggap aksi tersebut di tungganhi oleh kepentingan orang dan kelompok tertentu.

Kemudian baru baru ini mahasiswa dan mahasiswi STAIN teungku Dirundeng Meulaboh kembali gelar aksi demo yang dimana mereka menuntut kejelasan jadwal kuliah yang terus diundur serta menuntut untuk kepindahan kampus ke gedung baru yang berlokasi di Alue penyareng, sempat terjadi penutupan jalan menuju kampus oleh warga Alue penyareng yang bertempat dilokasi sekitar karena dinyatakan bahwa tanah tersebut bersengketa, maka terjadilah musyawarah oleh pihak terkait dan juga di hadiri oleh pihak pemerintah Aceh barat dan juga Dewan Aceh barat yang kemudian mencapai satu titik temu dan kini mahasiswa resmi berada di gedung baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun