Mohon tunggu...
The Bhavana91
The Bhavana91 Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Kelompok KKM 91 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2022-2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKM UIN Maliki Memberikan Penyuluhan "Pola Asuh Anak Usia Balita" kepada Orangtua yang Melaksanakan Posyandu

23 Januari 2023   23:51 Diperbarui: 23 Januari 2023   23:58 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bedali, Lawang -- 13/01/2023, Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang melaksanakan Penyuluhan Parenting di Posyandu Balita Flamboyan tepatnya di RW 02, Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang dihadiri oleh para orang tua balita yang melaksanakan posyandu. Dalam penyuluhan parenting ini menjelaskan mengenai "Pentingnya Pola Asuh Anak Usia Balita. Pendidikan anak balita rnerupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (Depdiknas. 2005 : 1), mengingat anak balita merupakan anak yang berada pada rentang usia lahir sampai dengan usia lima tahun merupakan rentang usia kritis dalam proses pendidikan yang mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Artinya periode ini merupakan periode yang kondusif yang menumbuhkembangkan berbagai kemampuan fisiologis, kognitif, bahasa. sosiai emosional, dan spiritual.

Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya. Dalam kaitannya dengan sumber daya rnanusia ini usia balita memiliki peran yang sangat menentukan. Pada usia ini berbagai pertumbuhan dan perkembangan mulai dari yang sedang berlangsung, seperti perkembangan fisiologis, bahasa, motorik, kognitif merupakan perkembangan yang menjadi dasar bagi perkernbangan anak selanjutnya. Oleh karena itu, maka perkembangan masa awal ini akan menjadi penentu bagi perkembangan selanjutnya. Sebagaimana clikemukakan oleh Havigurst (1959) yang menyatakan bahwa, perkembangan pada satu tahap perkembangan akan menentukan bagi perkembangan selanjutnya. Keberhasilan dalam menjalankan tugas perkembangan pada satu masa perkembangan akan menentukan keberhasilannya dalam menjalankan tugas perkembangan pada masa perkembangan berikutnya. Begitu pula kegagalan dalam menjalankan satu tugas perkembangan akan menjadi penghambat dalam menjalankan tugas perkembangan pada masa berikutnya.

Hasil penelitian longitudinal juga menunjukkan hal yang sama dimana kondisi awal memiliki pengaruh perilaku pada usia dewasa khususnya perilaku anti sosial, delinkuensi dan kriminal, seperti perlakuan terhadap anak dan kenakalan remaja. Begitu pula dengan penelitian retrogesi yang dilakukan Egelan (Baumrid, 1994) terhadap 47 lbu sebagai orang tua tunggal dari kelas sosial ekonomi bawah yang masa kanak-kanaknya diperlakukan dengan kekerasan, menunjukkan bahwa 34% diantaranya melakukan kekerasan terhadap anaknya dan 30% lainnya diambang batas. Dalam kaitannya dengan perkenbangan anak, keluarga memiliki peran yang sangat menentukan, di dalam keluarga inilah anak pertama kali mengenal lingkungan sosial, dan oleh karena itu anak mendapat pendidikan yang pertama dan utama. Di dalam keluarga pengalaman masa kanak-kanak diberi bentuk fundamental, dan dengan melalui pengalaman ini anak memperoleh pengertian, perlengkapan emosional, dan ikatan-ikatan moral yang memungkinkan bertindak sebagai orang dewasa di lingkungan masyarakatnya.

Besarnya peran keluarga terhadap perkembangan anak tidak terlepas dari beberapa kondisi yang melekat pada keluarga, yaitu sebagai berikut :

 1) Orang tua memiliki motivasi yang kuat untuk mendidik anaknya. Tidak ada seorangpun di dunia ini, sekalipun penjahat yang tidak ingin mendidik anaknya. Hal ini disebabkan adanya ikatan hubungan darah antara orang tua dengan anak yang merupakan buah cinta kasih sayang murni.

2) Ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak tidak dapat digantikan oleh pihak manapun. Ikatan ini menjadi dasar dan mewarnai setiap proses interaksi yang terjadi di dalam lingkungan keluarga. Kondisi ini menjadikan lebih bermakna.

3) Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota-anggotannya berinteraksi secara tatap muka dan relative tetap. Hal ini menjadikan proses belajar antar anggota keluarga dapat berlangsung secara berkelanjutan.

4) Sebagian besar waktu anak berada dalam keluarga. Dengan banyaknya waktu anak berada dalam keluarga berbagai kondisi yang ada dalam lingkungan keluarga akan dapat mempengaruhi perkembangan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun