Di Nusantara era lampau sekitar abad ke-7 Masehi tepatnya di Kerajaan Kalingga, pernah seorang Wanita sangat disegani oleh rakyatnya, hal ini disebabkan kebijaksanaan dari Sang ratu.Â
Siapa yang tak mengenal sosoknya yang amat dihormati dengan supremasi hokum yang diterapkan di wilayah kekuasaannya. Kalingga adalah salah satu kerajaan yang berada di sebelah utara pulau jawa, Jawa tengah. Letaknya berdekatan dengan pantai utara.
Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara atau lebih akrab dengan sebutan Ratu Shima merupakan seorang ratu yang memerintah dari tahun 674-695 Masehi. Ia menggantikan mendiang suaminya naik takhta ketika Si raja itu mangkat.Walaupun ia seorang wanita, Ratu Shima memiliki semangat keadilan dan pengaruh layaknya seorang raja. Hal ini dibuktikan dengan penerapan hokum yang tegas dan tanpa pandang bulu yang ia terapkan di kerajaannya.
Salah satu kisah yang inspiratif adalah ketika ratu shima melaksanakan hokum potong tangan pada putranya sendiri akibat dari menyentuh sekantung emas milik orang lain secara tidak sengaja. Ketegasan sang ratu telah diceritakan dalam sejarah. Kebijaksanaan sang ratu itu tidak hanya membuat orang-orang di wilayahnya saja yang sangat hormat. Namun, kerajaan yang saat itu se-zaman seperti kerajaan Sunda dan Galuh menjalin kerjasama dengan Kalingga.
Hal ini dibuktikan dengan Putrinya yaitu Parwati yang menikah dengan Putra Mahkota kerajaan Galuh Sang Jalantara atau Rahyang Mandiminyak. Ratu Shima memperlihatkan pemerintahan yang jujur dan adil. Pengaruhnya kepada para bawahan dari mahamentri hingga ulu-ulu mengambarkan kharisama dari sang ratu.
Melihat ke masa kini, kita dapat mengetahui bagaimana implementasi hokum di negeri ini. Jika kita berandai-andai dengan adanya sosok baru yang memiliki pandangan serta ketegasan hokum layaknya Sang Ratu, harapan atas keadilan sosial bagi seluruh rakyat bukanlah omong kososng belaka. Kita semua mengetahui bagaimana para penegak hokum yang tersandung hukum, padahal logikanya orang yang paling mengerti hukum adalah mereka.Â
Hal ini membuktikan bahwa mengetahui hukum masih belum cukup untuk membentuk sifat keadilan dalam diri seseorang. Namun, kebijaksanaan yang harus di miliki dari orang tersebut yang mampu memberikan rasa keadilan yang seadil-adilnya.
Jika melihat sepak terjang dari Ratu Shima, kita mampu mengetahui sosok ideal dari penegak hukum yang dibutuhkan oleh negeri ini. Itu adalah mereka yang memiliki rasa keadilan sejati dari dalam dirinya. Sebaliknya, saat ini permainan hukum yang terbilang seperti konservasi hutan (tebang pilih) membuat ketidakpercayaan dalam diri rakyat.
Siapakah gambaran dari sosok Sang ratu saai ini? Kita masih terus mencari jawaban yang telah Lewat seribu tahun. Apakah di masa depan akan ada Ratu Shima baru? Atau malah tumbuh sosok...yahh terlalu banyak untuk disebutkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H