bola, tak pernah menyangka hidupnya akan dipenuhi dengan misteri dan pencarian akan kebenaran seputar kematian ayahnya. Pada usia 60 tahun, Rob masih mengingat dengan jelas hari yang mengubah hidupnya---21 Juli 1964, saat badai hebat melanda Middlesex dan petir menyambar ayahnya, John White, seorang pemain superstar Tottenham Hotspur.
Rob White, anak dari seorang superstar sepakJohn, yang dikenal dengan julukan "Si Hantu" karena gaya bermainnya yang licin dan unik, meninggal dalam usia yang sangat muda, meninggalkan dunia yang penuh dengan peluang. Rob yang masih bayi saat itu, kehilangan sosok ayah yang seharusnya menjadi panutan.
Hari itu dimulai dengan latihan pramusim biasa di White Hart Lane, tempat di mana John dan rekan-rekannya bersiap untuk musim yang baru. Setelah latihan, tanpa banyak bicara, John pun diajak bermain tenis oleh Terry Medwin, tetapi sebuah kejadian lucu membuatnya kehilangan celana---sebuah lelucon dari Cliff Jones yang akhirnya jadi kenangan manis terakhir sebelum tragedi. John, yang tak bisa menahan tawa, akhirnya memutuskan untuk pergi bermain golf seorang diri, meskipun hujan mulai turun.
Namun, keputusan itulah yang akhirnya mengubah segalanya. Saat berada di lapangan golf, sambaran petir merenggut nyawanya. Rob, yang hanya mengenal ayahnya lewat cerita, mulai menyelidiki setiap potongan kenangan yang tersisa, berharap bisa menemukan lebih banyak tentang sosok yang belum sempat ia kenal.
Rob mulai mencari kebenaran tentang ayahnya sejak kecil. Pada usia sembilan tahun, ia menemukan kotak berisi kenangan---foto, medali, dan barang-barang pribadi milik John---di loteng rumah keluarga. Setiap benda seolah mengungkapkan sedikit demi sedikit gambaran tentang sosok ayah yang tak pernah ia temui.
Namun, kisah hidup John White tak hanya tentang keberhasilan di lapangan. Rob menemukan bahwa ayahnya juga menyimpan kesedihan mendalam, berjuang dengan masalah pribadi dan kesehatan mental yang jarang diketahui orang. Ia juga baru tahu bahwa John memiliki anak lain di Skotlandia yang ia tinggalkan sebelum berkarier di Tottenham dan bertemu dengan ibunya.
Menggali lebih dalam tentang kehidupannya, Rob merasa seperti sedang merangkai potongan puzzle yang hilang. "Ayah saya adalah sosok yang sempurna di mata banyak orang, tapi saya mulai tahu bahwa dia juga manusia yang punya kelemahan dan masalah," kata Rob. "Mengetahui hal itu memberi saya pemahaman yang lebih besar tentang diri saya sendiri."
Selama puluhan tahun, Rob berusaha menghidupkan kenangan tentang ayahnya, hingga akhirnya ia menulis buku The Ghost of White Hart Lane yang menceritakan perjalanan hidup John. Bahkan, ia akan mempersembahkan sebuah drama di Stadion Tottenham Hotspur untuk mengenang ayahnya, agar generasi muda yang tak pernah mengenal John bisa tahu siapa dia sebenarnya.
Bagi Rob, perjalanan ini bukan hanya soal menemukan kebenaran tentang ayahnya, tapi juga tentang memahami dirinya sendiri. "Saya ingin membagikan kisah ini agar orang-orang tahu, bahwa terkadang kita perlu menerima sisi gelap dari orang yang kita idolakan untuk bisa menerima kesalahan kita sendiri," ujarnya.
Meski masih ada banyak yang hilang---rekaman suara ayahnya, dan beberapa barang pribadi yang sulit ditemukan---Rob kini merasa lebih dekat dengan sosok yang dulu ia anggap sebagai 'hantu'. Pencarian ini telah memberinya pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan, kesalahan, dan akhirnya, pengampunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H