Untuk contoh diatas, jika menginingkan berat badan normal sesuai standar WHO, maka harus menurunkan berat badan dari 82 kilogram menjadi 67 kilogram.
Jika IMT Anda diatas normal atau obesitas, maka berisiko menderita penyakit seperti jantung, diabetes dan kanker. Sebaliknya jika IMT Anda dibawah normal, maka berisiko mengalami gangguan pencernaan dan osteoporosis.
Tetapi perlu diperhatikan, bahwa IMT ini tidak berlaku bagi ibu hamil dan/atau orang dengan gangguan makan seperti anoreksia nervosa.
Meski begitu, jangan menjadikan IMT sebagai patokan berlebihan untuk mengukur berat badan Anda. Gunakan IMT sebagai peringatan dini bahwa ada saatnya kita mengurangi berat badan ketika dirasa mulai tidak terkontrol.
Hal itu dikarenakan beberapa alasan dibawah ini:
- IMT tidak mempertimbangkan faktor lain seperti usia, jenis kelamin, genetik, gaya hidup dan riwayat kesehatan.
- Ukuran bobot yang disamaratakan sehingga mengesampingkan kemungkinan seseorang memiliki massa otot lebih tinggi dari orang lain, misalnya atlet.
- Tidak memperhatikan distribusi lemak di dalam tubuh manusia. Padahal lokasi lemak di tubuh dapat mengidentifikasi kesehatan seseorang.
- Menyebabkan bias berat badan sehingga mengesampingkan kondisi medis yang lebih serius.
- Nilai IMT tidak sama untuk seluruh populasi manusia.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan diatas, IMT tetap bisa kita gunakan untuk menjaga berat badan. Terlebih saat berat badan naik, baju mulai kekecilan dan tubuh mudah lelah.
Apalagi kondisi pandemi seperti sekarang, dimana aktivitas lebih banyak kita lakukan di rumah. Apabila tidak diwaspadai dan dikontrol, maka naiknya berat badan dapat menjadi penyebab timbulnya berbagai masalah kesehatan.
Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan berat badan naik. Mulai dari faktor genetik, gaya hidup hingga masalah psikis. Seringkali faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri melainkan kombinasi diantara beberapa faktor.
Faktor Genetik
Genetik atau faktor keturunan menjadi penyebab obesitas yang paling sering terjadi. Anak dari orang tua yang mengalami kelebihan berat badan, cenderung berisiko mengalami obesitas dibanding anak dengan orang tua yang memiliki berat badan normal.