Berangkat dari situ, saya kemudian membuat eksperimen kecil dengan mengadakan Survey Giveaway kepada rekan kerja, sahabat, saudara, keluarga dan teman-teman lainnya.Â
Saya lontarkan pernyataan sederhana di kolom story WA, "Sebutkan etika-etika dalam hidup dan keseharian kita! Dapatkan Giveaway hadiah menarik!"
Dalam kurun waktu 24 jam, saya mendapatkan 17 orang peserta yang bersedia sharing etika-etika dalam hidup dan kesehariannya. Cukup surprise juga melihat hasilnya, karena ternyata mereka adalah orang-orang luar biasa yang berani menyuarakan pendapat.
Saat proses penjurian, saya akui cukup sulit untuk memutuskan siapa para pemenangnya. Respon yang disampaikan sangat berbobot, bahkan beberapa etika sebelumnya tidak terlintas di benak saya (hehe..). Di ujung acara Giveaway, saya memilih 4 orang dan memberikan reward kepada masing-masing pemenang.
Eksperimen tersebut menghasilkan 3 kategori Etika yang saya sebut Etika Personal, Etika Sosial dan Etika Spiritual.
Etika Personal
Sebelum makan, maka laparlah (Sahabat Yuyud), artinya makan jika terasa lapar dan berhenti sebelum kenyang agar kita terhindar dari sifat rakus dan serakah.
Setelah TERIMA, jangan lupa KASIH (Sahabat Ary Hardian), artinya ucapan dua kata Terima Kasih mengandung makna yang dalam agar kita senantiasa bersyukur.
Sebelum sakit, berolahragalah (Sahabat Kholis Trianto), artinya untuk menjaga kebugaran tubuh, maka kita harus rajin olahraga.
Beradab dulu, sebelum berilmu (Sahabat Ari), artinya untuk menjadi orang yang memiliki ilmu, maka kita perlu menyeleraskan pikiran dan jiwa (beradab) agar ilmu yang nantinya kita miliki bisa bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang.
Jangan berhenti belajar (Sahabat Sri Prasetyo), artinya kita harus terus belajar, mengasah diri dan kemampuan. Hidup adalah proses belajar tiada henti sampai ajal menjemput.