Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pengalaman Menjadi Narasumber Online Hypnotherapy

2 Agustus 2021   00:10 Diperbarui: 8 Agustus 2021   09:22 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua peristiwa, kejadian dan bermacam pengaruh lingkungan bisa saja masuk dan menjadi program pikiran bawah sadar Anda. Tidak menjadi soal ketika Anda memiliki mekanisme penyaringan (filter) yang baik, tentu hal-hal yang negatif bisa Anda buang sedangkan yang positif bisa Anda terima.

Namun jika Anda tergolong individu yang mempunyai kekurangan dalam mengaktifkan filter, maka kemungkinan besar isi di dalam pikiran bawah sadar Anda bermacam-macam dan biasanya hal negatif sangat mudah masuk ketimbang yang positif.

https://image.shutterstock.com/image-illustration/3d-illustration-balance-pro-contra-260nw-1276363021.jpg
https://image.shutterstock.com/image-illustration/3d-illustration-balance-pro-contra-260nw-1276363021.jpg

Alison Ledgerwood, seorang psikolog sosial pernah melakukan sebuah penelitian yang melibatkan dua kelompok repsonden sebut saja kelompok A dan kelompok B.

Kepada dua kelompok ini dijelaskan sebuah prosedur operasi medis. Pada kelompok A dijelaskan bahwa persentase keberhasilan operasi tersebut adalah 70%. Sementara kepada kelompok B dijelaskan persentase kegagalan operasi mencapai 30%.

Hasilnya kelompok A memberikan respon positif pada operasi tersebut, dan seperti yang sudah bisa ditebak, kelompok B memberikan respon negatif.

Kemudian eksperimen dilanjutkan dengan memberikan penjelasan tambahan kepada kelompok A bahwa peluang gagal pada operasi tersebut adalah 30%. Kepada kelompok B dijelaskan bahwa peluang keberhasilannya 70%. Hasilnya?

Kelompok A langsung mengubah respon mereka menjadi negatif. Bagaimana dengan kelompok B? Ternyata mereka tetap memberikan respon negatif meskipun telah dijelaskan mengenai peluang keberhasilan operasi yang dimaksud.

Eksperimen ini menjelaskan hal yang sangat penting tentang bagaimana otak kita mempersepsi hal-hal negatif. Sesuatu yang negatif memang lebih mudah menempel di otak kita dan sulit untuk diubah menjadi positif. Kita lebih mudah memindahkan cara berpikir, persepsi dan emosi positif ke negatif daripada sebaliknya.

Barangkali ini bisa menjadi jawaban juga mengenai fenomena toxic positivity yang sekarang sedang marak dibahas. Apabila seseorang berada dalam muatan emosi negatif seperti kesedihan, kekecewaan, penderitaan atau kegalauan, maka tidak akan semudah itu mengubah hanya dengan memberikan semangat dan kata-kata positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun