Wedang Angsle siap dinikmati sebagai menu takjil berbuka. Perpaduan rasa gurih dan manisnya dapat menggantikan kadar glukosa yang mengalami penurunan selama waktu puasa.
Wedang angsle sudah ada sejak lama sebelum Indonesia merdeka. Zaman dulu penjual wedang angsle berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya.
Kini wedang angsle agak jarang ditemui. Oleh karena itu kita perlu terus lestarikan minuman khas ini sebagai warisan kepada generasi mendatang.
Onde-Onde
Bahan kulit:
- 250 gram tepung ketan
- 35 gram tepung beras
- 75 gram gula pasir
- 125 gram kentang kukus, haluskan
- 1 sdt garam
- 200 ml air
- wijen secukupnya
Bahan isi
- 100 gram kacang hijau, rendam 1 jam buang kulitnya
- 50 ml santan kental
- 50 ml air
- 60 gram gula pasir
- 1 lembar daun pandan
- 1/4 sdt garam
- 1/2 sdt bubuk vanili
Cara membuat:
- Buat bahan isi, kukus kacang hijau hingga lunak, angkat.
- Blender bersama air santan.
- Tambahkan gula pasir, garam dan daun pandan, masak hingga kalis.
- Dinginkan bagi dan bulatkan masing-masing 15 gr, sisihkan.
- Buat kulit onde, campurkan semua bahan jadi satu hingga kalis.
- Lalu timbang bahan kulit per biji 30 gr dan isi 15 gr.
- Sewaktu mengisi basahi tangan agar adonan mulus tidak pecah.
- Kemudian celupkan ke air, lalu celup ke biji wijen. Goreng hingga kecokelatan dengan api kecil sekali.
Onde-onde siap disajikan sebagai kudapan takjil buka puasa. Makan onde-onde saat masih hangat akan menambah kenikmatan dan kelezatannya.
Onde-onde bahkan dijadikan ikon kota Mojokerto. Selain mendapat sebutan bumi Mojopahit, Mojokerto juga dijuluki sebagai kota onde-onde.
Salah satu tempat legendaris yang menjual onde-onde adalah Bo Liem. Berlokasi di Jalan Empunala  dan Jalan Niaga, Bo Liem selalu hadir menyiapkan onde-onde dan panganan lain.