Selain itu, inflasi juga bisa terjadi karena adanya peningkatan permintaan untuk jenis barang ataupun jasa yang tertentu. Dalam kasus ini, peningkatan atas barang atau jasa terjadi secara keseluruhan.Â
Peredaran uang yang terlalu tinggi juga akan mengakibatkan terjadinya krisis inflasi. Kondisi ini adalah di mana ketika barang yang ada jumlahnya tetap namun uang yang beredar di masyarakat menjadi lebih banyak bisa mengakibatkan inflasi pada suatu negara.
***
Agar kita sedapat mungkin terhindar dari dampak penurunan nilai uang, maka diperlukan langkah dalam menyelamatkan aset, yaitu dengan investasi.
Investasi itu bertujuan mengembangkan nilai aset yang kamu miliki saat ini sehingga nanti pada jangka waktu tertentu nilai asetmu dapat mengikui pasar uang maupun inflasi.
Inflasi akan menggerus nilai uang dari waktu ke waktu, termasuk investasi. Oleh sebab itu, investor harus membeli produk investasi dengan tingkat pengembalian yang lebih besar atau setidaknya sama dengan tingkat inflasi. Dengan demikian, inflasi tidak akan berdampak buruk pada investasi.
Sebagai contoh pada tahun 2019 Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 2.72%, maka sebagai investor kamu harus memilih instrumen investasi yang bisa memberikan keuntungan diatas inflasi.Â
Misalnya investasi emas. Berdasarkan grafik harga beli kembali atau buy back emas Antam 2019, pada awal Januari tahun 2019 harga beli kembali atau buy back Emas Antam berada pada harga Rp 593.000.
Pada 31 Desember tahun 2019 harga beli kembali atau buy back Antam berada pada harga Rp 678.000. Kenaikan harga emas atau buy back yang terjadi sepanjang tahun 2019 sebesar 14,33%.
Maka dalam kondisi normal investasi emas pada saat itu cukup menjanjikan karena prediksi keuntungan sekitar 14.33% jauh diatas inflasi sebesar 2.72%. Sehingga perkiraan kasar nett profit adalah sebesar 14.33% - 2.72% = 11.61%.
***