Hujan malam ini sepertinya tak mau buru-buru pergi.Â
Kuputuskan membikin kopi sendiri sementara anak dan istri sedang lelap dalam mimpi. Aku teringat sebuah paketan yang diantar kurir siang tadi. Sengaja belum kubuka dan masih tersimpan rapi diatas meja televisi.
Terbesit dipikiran momen tepat nih.. baca buku kiriman pak Tjipta Effendi. Tanpa basa-basi kuambil dan membukanya ditemani malam yang lumayan dingin.
Entah datangnya darimana, tapi memang sejujurnya aku merasa bangga. Mungkin karena pengalaman pertama tulisanku dibukukan atau karena rasa persaudaraan yang tiba-tiba saja tercipta. Bisa juga karena keduanya kali yaa.. hehe..
Aku sudah dapat bocoran sebelumnya, maka dengan sedikit egois langsung kusibak halaman 248 - 249.Â
Lima hari yang lalu aku membuat sebuah tulisan bertajuk "7 (Tujuh) Alasan Mengapa Menulis Itu Menyenangkan". Aku sama sekali tak pernah bercita-cita menjadi seorang penulis. Motivasi utamaku dalam menulis adalah tentang berbagi.
Berbagi tak harus dengan materi. Berbagi tak harus dengan kantong berisi. Menurutku berbagi mempunyai arti luas yang hanya bisa diterjemahkan oleh nurani.
"150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi" seolah meneguhkan definisi berbagi itu sendiri. Bayangkan saja, buku setebal 305 halaman ternyata mampu meleburkan para penulis di Kompasiana.Â