Bahagia itu Abstrak.
Banyak orang berusaha untuk mendefinisikan tentang arti bahagia atau kebahagiaan. Namun semakin didefinsikan malah semakin tak jelas bentuk atau wujudnya.
Apakah punya uang banyak bisa membuat orang bahagia? Apakah memiliki rumah mewah dan mobil idaman bisa membuat orang bahagia?
Apakah punya karir cemerlang dan jabatan tinggi membuat orang bahagia? Apakah memiliki pasangan cantik dan seksi membuat orang bahagia?
Dan sederet pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin juga pernah timbul dalam benak kamu. Begitu sebaliknya kalau ada orang yang uangnya pas-pasan, rumah masih sewa, mobil tidak punya dan kerja serabutan apakah dikatakan orang itu tidak bahagia?
***
Siapa yang tak kenal dengan Chester Bennington? Musisi pentolan grup band rock Linkin Park? Menurut sumber terpercaya diberitakan bahwa total kekayaannya sebesar $30 juta atau setara dengan 399 Miliar men...
Tapi siapa yang menyangka Chester meninggal dengan cara bunuh diri di rumahnya sendiri. Kejadian tragis itu berlangsung pada bulan Juli tahun 2017.
***
Sekarang coba kamu ingat-ingat pernah kan melihat orang yang biasa-biasa saja, bukan orang kaya raya tetapi memiliki kehidupan tenang, tenteram dan damai. Keluarganya rukun dan saling menguatkan hingga terlihat sangat harmonis.
Chester dengan kekayaan yang melimpah ruah dan keluarga yang istimewa ternyata tak bisa membuatnya hidup bahagia.Â
Diketahui bahwa masa kecil Chester memang penuh dengan luka dan trauma sehingga membuat dia tumbuh dewasa menjadi seseorang yang depresi. Dalam rentan usia 41 tahun, Chseter Benningtong mengakhiri hidupnya karena merasa sudah terlalu letih.Â
Kegemilangan harta, prestasi dan keluarga ternyata tak mampu membuat Chester bahagia. Dalam hati aku bertanya, mengapa bisa begitu kontradiktif? Bukankah kekayaaan adalah salah satu sumber kebahagiaan?
Kisah Chester Bennington hanya satu dari sekian banyak cerita kontradiktif. Misalnya artis yang terseret kasus Narkoba hingga pejabat yang korupsi.
Mereka tahu bahwa penggunaan narkoba adalah dilarang. Akibatnya terjerat oleh hukum. Pun demikian pejabat yang korupsi sudah tahu harusnya bahwa mencuri uang negara itu tidak diperbolehkan.
Lantas mengapa mereka berbuat yang merugikan diri sendiri? Bukankah pejabat maupun artis memiliki kekayaan yang bisa dibilang berlebih?
Mungkin justru karena mereka tidak bahagia dengan berbagai alasan dan latar belakang kehidupan. Akan selalu ada alasan menusia berbuat keburukan.
Namun perlu diingat bahwa setiap keburukan maupun kebaikan yang kita perbuat pasti mengandung konsekuensi di masa depan. Selayaknya menanam pohon, jika kita tanam mangga maka  kita bisa menikmati mangga. Tidaklah mungkin jika kamu tanam mangga nanti berbuah pisang.Â
Lebih bermartabat jika kita menanam kebaikan karena buahnya juga kebaikan-kebaikan lain yang kita bisa nikmati. Yuk berlomba-lomba berbuat baik kawan.
***
Nah..sekarang kamu tahu kenapa aku sebut bahwa Bahagia itu Abstrak. Dari sudut pandang pribadi aku memahami bahwa bahagia adalah sebuah rasa sama seperti rasa cinta, rasa benci dan sebagainya.
Namun karena kompleksitas variabel yang membuat wujudnya tak terdefinisikan. Setiap individu memiliki parameter yang berbeda-beda sejalan dengan pengalaman hidup.
Meskipun begitu, ada beberapa kiat yang bisa kamu jadikan referensi untuk memiliki hidup bahagia yang ideal dengan cara membahagiakan diri sendiri. Karena jika diri sendiri sudah bahagia, maka kita bisa berbagi dan memberi kebahagiaan untuk lingkaran kehidupan.Â
Yuk kita intip bersama apa saja kiat membahagiakan diri sendiri.
1. Bersyukur dalam segala hal dan menerima diri apa adanya (gratitude and self acceptance)
Berhenti mengeluh dan mulailah bersyukur. Ketika kamu merasa kecewa setelah dimarahi atasan, bersykurlah karena masih punya pekerjaan. Disaat jutaan pengangguran berebut lowongan, kamu sekarang beruntung masih mempunyai penghasilan. Bersyukurlah kawan.
Ketika kamu merasa sedih tidak memperoleh apa yang diinginkan, bersyukurlah karena sudah berusaha. Disaat banyak orang diluar sana yang bahkan tidak memiliki kesempatan berusaha karena dilanda bencana atau masalah. Bersyukurlah kawan.
Wajar kok manusia itu gagal karena memang tidak ada kesempurnaan dalam kehidupan. Kegagalan membuat kita paham bahwa setiap usaha itu sangat berharga.Â
Jadi terima saja apapun keadaan kita sekarang. Bersyukurlah kawan karena dengan bersyukur dapat mendamaikan hati dan pikiran kita.
2. Menghargai atau mengapresiasi diri sendiri (self esteem)
Evaluasi diri terhadap kelebihan dan kekurangan ini penting karena bisa membuat kita menghargai, menyukai dan menyayangi diri sendiri. Abraham Moslow seorang psikolog asal Amerika mengatakan bahwa penghargaan diri merupakan satu hal yang mendasari seseorang untuk tumbuh sebagai pribadi dan aktualisasi diri.
Moslow membagi self esteem menjadi dua bagian :
Low Self Esteem suatu kondisi dimana seseorang memandang dirinya rendah, tidak bisa apa-apa, tidak mampu berkembang sehingga mengakibatkan hidupnya merasa tidak aman dan tidak memiliki motivasi.
High Self Esteem suatu kondisi dimana seseorang secara sehat memandang dan mengapresiasi diri sendiri. Orang dengan high self esteem cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mampu menghadapi berbagai tantangan dan termotivasi untuk terus bertumbuh.
3. Mencintai diri sendiri (self love)
Jadi kalau seseorang tengah diberikan sebuah tugas kerja dan dia bersemangat untuk menyelesaikan dan memberikan hasil terbaik, maka sudah dipastikan dia mencintai dirinya sendiri. Sebaliknya jika seseorang bekerja asal-asalan dengan hasil ala kadarnya, maka orang tersebut tidak mencintai dirinya.
Menjaga kesehatan dengan berolahraga, merawat tubuh dengan pola makan yang baik serta memperhatikan penampilan adalah contoh-contoh lain bagaimana seseorang mencintai dirinya. Dengan mencintai diri sendiri maka kamu tidak perlu mengemis cinta dari orang lain.
4. Berpikir positif (positive thinking)Â
Sebagai manusia biasa sangat wajar kita berada pada fluktuasi energi. Namun ketika kamu berada pada energi negatif cepat ubah dengan berpikir positif. Karena dengan berpikir positif kamu bisa memaknai realitas dengan lebih jernih.
Misalnya saat kamu sedang mengerjakan tugas kemudian tiba-tiba listrik padam. Tentu wajar dan manusiawi respon pertama kali adalah kesal dan jengkel.Â
Nah jika itu yang kamu rasakan cepat ubah dengan melakukan aktifitas lain yang menyenangkan buat kamu seperti membeli makanan dan minuman favorit atau sekedar menelepon pasangan kamu. Mungkin padamnya listrik memberikan kesempatan buat kamu untuk jeda dan beristirahat (pikiran positif).
Masih banyak contoh lain, intinya adalah buat diri kamu selalu dalam vibrasi pikiran positif ya!
5. Terus Belajar dan memperkaya wawasan (self development)Â
Saat berinteraksi dengan orang lain akan sangat keren jika kamu memiliki wawasan luas. Sehingga kamu tidak kaku, kamu mempunyai topik bahasan yang bermacam-macam dari ilmu yang kamu pelajari serta wawasan yang kamu dapatkan.
6. Keluar dari zona nyaman menuju zona bertumbuh (growth mindset)Â
ilustrasi zona nyaman https://unsplash.com/photos/ixFSJYwPWb8
Tidak ada pertumbuhan dalam zona nyaman. Menurut pendapat pribadiku zona nyaman adalah silent killer. Orang-orang yang masuk kedalam zona nyaman enggan untuk bergerak.
Kemalasan untuk bertumbuh tersebut membuat posisi dirinya terancam oleh pihak-pihak lain yang mungkin saja sudah melakukan inovasi dan pergerakan-pergerakan yang revolusioner.
Hingga akhirnya mereka terbenam, tenggelam dan tekubur di tempat yang menurutnya indah bernama zona nyaman. Contoh paling mudah coba kamu perhatikan cerita bagaimana perusahaan telekomunikasi Nokia yang dulu begitu mempesona dan mengisi masa remaja kita, kini harus terkubur dalam lubang persaingan.
Apa yang terjadi dengan Nokia adalah fakta bahwa zona nyaman itu silent killer. Ketika perusahaan-perusahaan telekomunikasi lainnya mengembangkan produk dan kecanggihan teknologi, Nokia justru bertahan dengan ide konservatif yang usang.
Well...pada akhirnya yang bertahan dan eksis adalah mereka yang mau berkembang, berinovasi dan bertumbuh dengan meninggalkan zona nyaman.
7. Memiliki standar kebahagiaan sendiri (self value)Â
Tiga perilaku kebaikan tersebut dapat membawa kebahagiaan berlipat ganda untuk kita. Aku menyebutnya dengan teori Bank Kebahagiaan. Bayangkan saat kamu menabung di bank, maka uang kamu dikembangkan oleh pihak bank bukan?
Begitulah kira-kira teori ini berlaku pada kehidupan kita. Setiap perilaku baik seperti berbagi kepada sesama, memberi kepada yang membutuhkan dan menyantuni bagi yang berhak tentu akan dikembangkan oleh otoritas tertinggi Bank Kebahagiaan (Sang Pencipta).
Saldo kamu akan dilipatgandakan oleh NYA. Kalau saldo kamu minus maka kamu tidak berhak untuk menuntut hidup bahagia.Â
Semakin besar kamu berbagi, memberi dan menyantuni maka saldo kebahagiaan kamu juga dikembangkan lebih besar lagi. Simpelnya kalau mau bahagia ya harus berbagi kebahagiaan.Â
Itulah 7 kiat membahagiakan diri sendiri, semoga bermanfaat salam sehat dan bahagia.
***
Tulisan ini diikutkan dalam JNE writing competition 2020 dengan tema "Berbagi Kebahagiaan"
Happy Anniversary JNE 3 Dekade Bahagia Bersama
"Kebahagiaan itu kita yang menciptakan"Â -The Architect-
-AP-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H