Chester dengan kekayaan yang melimpah ruah dan keluarga yang istimewa ternyata tak bisa membuatnya hidup bahagia.Â
Diketahui bahwa masa kecil Chester memang penuh dengan luka dan trauma sehingga membuat dia tumbuh dewasa menjadi seseorang yang depresi. Dalam rentan usia 41 tahun, Chseter Benningtong mengakhiri hidupnya karena merasa sudah terlalu letih.Â
Kegemilangan harta, prestasi dan keluarga ternyata tak mampu membuat Chester bahagia. Dalam hati aku bertanya, mengapa bisa begitu kontradiktif? Bukankah kekayaaan adalah salah satu sumber kebahagiaan?
Kisah Chester Bennington hanya satu dari sekian banyak cerita kontradiktif. Misalnya artis yang terseret kasus Narkoba hingga pejabat yang korupsi.
Mereka tahu bahwa penggunaan narkoba adalah dilarang. Akibatnya terjerat oleh hukum. Pun demikian pejabat yang korupsi sudah tahu harusnya bahwa mencuri uang negara itu tidak diperbolehkan.
Lantas mengapa mereka berbuat yang merugikan diri sendiri? Bukankah pejabat maupun artis memiliki kekayaan yang bisa dibilang berlebih?
Mungkin justru karena mereka tidak bahagia dengan berbagai alasan dan latar belakang kehidupan. Akan selalu ada alasan menusia berbuat keburukan.
Namun perlu diingat bahwa setiap keburukan maupun kebaikan yang kita perbuat pasti mengandung konsekuensi di masa depan. Selayaknya menanam pohon, jika kita tanam mangga maka  kita bisa menikmati mangga. Tidaklah mungkin jika kamu tanam mangga nanti berbuah pisang.Â
Lebih bermartabat jika kita menanam kebaikan karena buahnya juga kebaikan-kebaikan lain yang kita bisa nikmati. Yuk berlomba-lomba berbuat baik kawan.
***
Nah..sekarang kamu tahu kenapa aku sebut bahwa Bahagia itu Abstrak. Dari sudut pandang pribadi aku memahami bahwa bahagia adalah sebuah rasa sama seperti rasa cinta, rasa benci dan sebagainya.