Kementan dan BPS melaporkan sampai dengan September 2020 ketersediaan daging ayam dan telur mengalami surplus.
Hal ini mengindikasikan daya konsumsi serta kesadaran masyarakat akan protein masih belum sesuai harapan.
Ayam dan telur adalah sumber protein hewani yang terjangkau harganya, enak rasanya, dan mengandung banyak gizi baik.
Surplus ketersediaan daging ayam jauh lebih besar daripada telur. Sebanyak satu juta ton daging ayam diperkirakan masih suplus. Dan sekitar 48.396 ton telur juga kelebihan.
Angka pravelensi stunting di Indonesia memang mengalami penurunan sejak tahun 2013 - 2019. Tahun 2018Â UNICEFÂ mencatat di Indonesia sebesar 30% anak dibawah lima tahun mengalami stunting.Â
Dua juta anak menderita Severe Acute Malnutrision (SAM) atau malnutrisi akut yang dapat saja mengancam jiwa.
Jika tidak segera diatasi, maka fenomena malnutrisi ini bisa menurunkan kualitas generasi penerus bangsa. Oleh karena itu penting sekali kita memahami kemudian juga menyadarkan orang di sekitar untuk mulai memperhatikan gizi keluarga.
Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, kita semua dituntut untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan. Tidak terkecuali dalam hal pemilihan jenis makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Hal tersebut bertujuan untuk menjaga serta meningkatkan imunitas sehingga tubuh terhindar dari serangan virus dan bakteri yang merugikan.Â
Kita dapat menyikapi over supply ini dengan dua perspektif.
Pertama, over supply menjadi salah satu indikator bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya protein masih rendah.Â
Karena itu diperlukan langkah-langkah guna meningkatkan kesadaran tersebut. Tentunya upaya yang dilakukan seharusnya adalah langkah-langkah strategis tepat sasaran. Mulai dari kampanye makan ayam dan telur melalui media sosial hingga mengadakan pasar murah untuk rakyat.