Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Melatih Diri Menciptakan "Positive Vibes"

16 November 2020   00:49 Diperbarui: 29 April 2021   19:33 5411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
asah skill lewat online class

Atasan yang sedang marah dan tidak enak hati pas meeting memberikan negative vibes kepada Anda dan anggota lainnya. Sedangkan pembicara dalam seminar motivasi yang Anda ikuti memberikan postive vibes nya kepada semua peserta.

Peta Kesadaran karya Prof. David R. Hawkins (evazahra.com)
Peta Kesadaran karya Prof. David R. Hawkins (evazahra.com)
David R. Hawkins dalam bukunya berjudul "Power vs Force" menyajikan sebuah karya yang dinamakan Map of Consciousness (Peta Kesadaran). Hawkins menjelaskan bahwa energi yang dihasilkan setiap manusia dapat dikelompokkan kedalam dua kategori besar yakni energi yang bersifat memberi (Power) dan energi yang bersifat mengambil (Force).

Dimulai dari level keberanian (200) keatas sampai level pencerahan adalah emosi yang mampu memberikan tambahan energi kepada orang lain. Sedangkan level bangga (175) kebawah sampai level malu adalah emosi yang mengambil energi orang lain alias mengeringkan energi. Maka bagi Anda yang saat ini berada di level 'Force' yuk ubah emosinya jadi positif menuju level 'Power'

Begitu besar dampak vibrasi pikiran dan perasaan kita kepada diri sendiri serta orang lain. Oleh karena itu sangat penting untuk selalu menjaga pikiran dan perasaan dalam kondisi tenang, damai dan positif setiap saat.

Pertanyaan besarnya bagaimana cara membuat positive vibes?

Hidup memang tidak semudah bicara atau menulis artikel (hihihi..) Kehidupan ini kompleks kawan, ada suka ada duka, ada siang ada malam, ada kesedihan ada pula kebahagiaan. Semua itu terangkum dalam satu wadah bernama perjalanan.

Baik untuk menjawab pertanyaan diatas saya akan memakai pendekatan The Tetris Effect. Fenomena psikologis ini diperkenalkan pertama kali tahun 1994 oleh seorang penulis artikel Wired bernama Jeffry Goldsmith.

The Tetris Effect mendeskripsikan tentang seseorang yang terlalu sering memainkan game boy tetris sampai-sampai dia memvisualisasikan pola tetris dalam kehidupan nyata.

Negative Tetris Effect

Yakni suatu kondisi dimana seseorang terlalu sering melihat sisi-sisi negatif dari setiap peristiwa atau kejadian yang dialami. Karena saking seringnya sampai membuat otak terprogram untuk selalu membuat pola-pola negatif tanpa bisa melihat sisi positif sama sekali. 

Orang dalam kondisi ini biasanya mengutamakan mengeluh daripada mencari solusi. Energinya cepat habis untuk berkomentar dan berkeluh kesah. Bahkan parahnya negative tetris effect ini bisa menjadi awal dari perilaku paranoid, phobia, insecure, overthinking dan problem psikologi lainnya.

Positive Tetris Effect

Dari sebutannya saja harusnya Anda tahu bahwa ini adalah kebalikan dari Negative Tetris Effect. Dalam kondisi ini seseorang cenderung mampu untuk melihat kebaikan dan kelebihan dari setiap kejadian dalam hidupnya. Dengan begitu otaknya secara otomatis terprogram untuk selalu mencari pola-pola yang bersifat positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun