Sore itu saya mendapat text message dari staf admin Rumah Hipnoterapi (Klinik hipnoterapi milik saya pribadi). Dia memberitahukan bahwa ada calon klien yang minta jadwal sesi hipnoterapi dengan keluhan Vaginismus. Kedua alis saya mengernyit seketika. Apa pula yg dimaksud dengan Vaginismus?
Tidak lama setelah itu saya chat sendiri dengan orang tersebut. Ternyata dia adalah suami dari seorang istri penderita Vaginismus. Rasa penasaran semakin membesar. Kemudian jawaban tentang Vaginismus saya temukan setelah berselancar di internet.
Selama pengalaman saya sebagai praktisi hipnotis dan hipnoterapis baru kali ini mendengar istilah vaginismus. Namun saya tetap percaya diri karena penyakit tersebut lebih disebabkan karena masalah gangguan pikiran berupa psikoseksual maupun trauma peristiwa tertentu.
Sebut saja namanya Aurora (nama samaran). Seorang wanita berusia 28 tahun yang berprofesi sebagai guru bimbel. Dia datang bersama sang suami sebut saja Arjuna (nama samaran) berusia 29 tahun bekerja sebagai karyawan swasta.Â
Kurang lebih 2 jam sesi pre talk kami. Arjuna mengawali cerita dimana mereka menikah sudah 5 tahun lebih. Selama itu pula ternyata suami istri ini belum pernah sekalipun merasakan pengalaman (mohon maaf) berhubungan suami istri secara normal.
Setiap kali akan berhubungan, bagian tubuh sensitif Aurora tiba-tiba saja kaku, bahkan parahnya kedua kaki menutup rapat. Sehingga Arjuna kesulitan membongkar pertahanan sang istri.
Mereka sudah pernah berobat ke banyak dokter. Diberikan obat dan latihan khusus semacam yoga dengan tujuan melenturkan dan membuat rileks badan (relaksasi). Namun hal itu belum memberikan efek signifikan dalam mengatasi Vaginismus yang dialami Aurora.Â
Saya jadi curiga dengan perilaku Aurora yang kesannya seperti pendiam, tertutup dan tertekan. Meskipun memang karakter introvet yang menonjol dalam dirinya, tetapi saya menduga ada hal yang janggal.Â