Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Efek Perilaku Kasar terhadap Anak Perempuan

1 November 2020   20:26 Diperbarui: 4 November 2020   21:52 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kekerasan anak. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Sore itu saya mendapat text message dari staf admin Rumah Hipnoterapi (Klinik hipnoterapi milik saya pribadi). Dia memberitahukan bahwa ada calon klien yang minta jadwal sesi hipnoterapi dengan keluhan Vaginismus. Kedua alis saya mengernyit seketika. Apa pula yg dimaksud dengan Vaginismus?

Tidak lama setelah itu saya chat sendiri dengan orang tersebut. Ternyata dia adalah suami dari seorang istri penderita Vaginismus. Rasa penasaran semakin membesar. Kemudian jawaban tentang Vaginismus saya temukan setelah berselancar di internet.

Selama pengalaman saya sebagai praktisi hipnotis dan hipnoterapis baru kali ini mendengar istilah vaginismus. Namun saya tetap percaya diri karena penyakit tersebut lebih disebabkan karena masalah gangguan pikiran berupa psikoseksual maupun trauma peristiwa tertentu.

ilustrasi penderita vaginismus/brilio.net
ilustrasi penderita vaginismus/brilio.net
Sesi pertama saya awali dengan pre talk. Di sesi ini seorang hipnoterapis hanya bertindak sebagai pendengar untuk menggali akar masalah klien. Semua informasi dikumpulkan sebagai bahan untuk sesi tindakan hipnoterapi selanjutnya. 

Sebut saja namanya Aurora (nama samaran). Seorang wanita berusia 28 tahun yang berprofesi sebagai guru bimbel. Dia datang bersama sang suami sebut saja Arjuna (nama samaran) berusia 29 tahun bekerja sebagai karyawan swasta. 

Kurang lebih 2 jam sesi pre talk kami. Arjuna mengawali cerita dimana mereka menikah sudah 5 tahun lebih. Selama itu pula ternyata suami istri ini belum pernah sekalipun merasakan pengalaman (mohon maaf) berhubungan suami istri secara normal.

Setiap kali akan berhubungan, bagian tubuh sensitif Aurora tiba-tiba saja kaku, bahkan parahnya kedua kaki menutup rapat. Sehingga Arjuna kesulitan membongkar pertahanan sang istri.

Mereka sudah pernah berobat ke banyak dokter. Diberikan obat dan latihan khusus semacam yoga dengan tujuan melenturkan dan membuat rileks badan (relaksasi). Namun hal itu belum memberikan efek signifikan dalam mengatasi Vaginismus yang dialami Aurora. 

Saya jadi curiga dengan perilaku Aurora yang kesannya seperti pendiam, tertutup dan tertekan. Meskipun memang karakter introvet yang menonjol dalam dirinya, tetapi saya menduga ada hal yang janggal. 

ilustrasi kekerasan terhadap anak/pravakta.com
ilustrasi kekerasan terhadap anak/pravakta.com
Dugaan saya benar, setelah saya berikan kesempatan kepada Aurora untuk menceritakan pengalaman hidup yang menyenangkan dan menyedihkan. Dia bercerita bahwa memori paling menyenangkan adalah ketika akad nikah dengan sang suami. Raut wajahnya sumringah dan berseri saat bercerita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun