Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bahaya di Balik "Negativity Bias" terhadap Peluang Kesuksesanmu

13 September 2020   00:04 Diperbarui: 13 September 2020   05:29 3552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari Tono (nama samaran) mendapatkan buah tangan kaos Hard Rock Australiadari sahabatnya. Tono sangat senang lantaran dia memang pecinta aksesoris Hard Rock. 

Siangnya Tono dimarahi oleh atasan karena belum menyelesaikan pekerjaan padahal hari itu adalah dateline terakhirnya. Wajah Tono muram, kemudian dia menggerutu menceritakan tragedi dimarahi si bos kepada temannya.

Seusai absen sore, Tono pulang mengendarai mobil. pada waktu dijalan tak sengaja ban belakang mobil masuk lubang dan akhirnya pecah sehingga dia harus mengganti ban. Sesampainya di rumah ternyata listrik padam sampai pagi. Dalam hati Tono berkata " Ya Tuhan kenapa hari ini aku sial sekali... "

Cobalah mengingat-ingat mungkin sebagian dari Anda pernah mengalami ilustrasi peristiwa seperti Tono. Meskipun tidak sama persis tetapi ada pola tertentu yang mirip. Kalau sekarang Anda tersenyum dan memutar kembali memori itu maka artinya Anda perlu menyimak artikel ini.

Apa yang dialami oleh Tono disebut dengan istilah "negativity bias" atau bias negatif. Yang dimaksud dengan negativity bias adalah sebuah fenomena di mana manusia pada umumnya lebih gampang untuk mengingat, menangkap dan merespon hal-hal negatif. 

Ketidakakuratan dalam berpikir ini berpengaruh besar terhadap kondisi psikis dan emosional seseorang. Kehidupan netral dan/atau positif terdistraksi oleh kejadian atau peristiwa negatif.

Stimulus negatif yang sangat mudah ditangkap tersebut pada dasarnya adalah bagian dari usaha untuk menghindari hal yang tidak enak atau merugikan. Namun jika perilaku tersebut dilakukan secara terus-menerus bisa membuat seseorang menjadi over thinking, cemas, takut, insecure dan bahkan over protective. 

Fenomena ini sebenarnya sudah ada sejak zaman batu. Negativity bias diperlukan oleh manusia untuk bertahan hidup. Dunia pada saat itu sangat berbahaya. Pengalaman negatif lebih penting untuk diingat daripada berpikir positif. 

Sebagai contoh, bayangkan Anda hidup di zaman batu. Lebih penting mana, pengalaman Anda dikejar hewan buas dan mengingat lokasi di mana hewan-hewan tersebut biasanya kumpul atau mengingat pengalaman Anda ketika melihat hal lucu? Jawabannya sudah pasti mengingat lokasi hewan buas karena di kemudian hari Anda dapat mudah menghindari tempat-tempat yang berbahaya.

Contoh lain, bayangkan Anda hidup di zaman penjajahan di mana hidup hanya sekadar hidup. Anda tidak memerlukan passion atau visi, yang terpenting adalah bertahan hidup di tengah himpitan dan kesusahan. Jangankan bicara soal impian, untuk berpikir besok makan apa saja sudah rumit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun