Tak dapat dipungkiri bahwa peranan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap berjalannya sebuah organisasi. Apalagi di masa sulit seperti saat ini, seorang pemimpin di sebuah perusahaan atau organisasi banyak mendapat ujian bertubi-tubi. Situasi krisis menuntut seorang pemimpin harus  cepat, cermat dan tepat dalam mengambil keputusan.Â
Sudah banyak sekali buku atau literatur yang telah mengangkat tema tentang 'kepemimpinan'. Faktanya tidak ada ilmu dan pedoman baku menjadi seorang pemimpin karena kompleksitas karakter, nilai, tipe kepribadian, pengalaman dan adat istiadat atau budaya yang harus dirangkai menjadi sebuah seni memimpin yang indah. Memimpin adalah sebuah karya seni, oleh karenanya idealisme dan ideologi seseorang sangat berpengaruh terhadap cara dia memimpin.
Memimpin artinya kemampuan menggerakkan seseorang atau banyak orang (kolektif) untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Maka syarat menjadi seorang pemimpin yang pertama adalah memiliki kemampuan 'menggerakkan' kedua memiliki 'pengikut' dan  ketiga memiliki 'tujuan'.Â
Pada dasarnya kita semua adalah seorang pemimpin, minimal kita menjadi  pemimpin atas diri kita sendiri. Apabila kita mampu mengendalikan, mengarahkan dan menggerakkan diri sendiri menuju pada visi yang kita bangun, maka sudah layak kita disebut sebagai pemimpin. Sebaliknya jika kita tidak mampu mengendalikan diri, hidup tidak memiliki arah tujuan yang berarti, dan selalu merasa rendah diri, maka artinya kita gagal menjadi pemimpin.Â
Hal tersebut diatas sebenarnya memiliki korelasi erat dengan salah satu ayat di dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 30 dimana Allah Swt berfirman :
" Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, " AKU hendak menjadikan khalifah di bumi " Mereka berkata " Apakah ENGKAU hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih dan memuji MU dan mensucikan nama MU?" Allah berfirman " Sungguh AKU mengetahui apa yang tidak kamu ketahui "
Dalam berbagai referensi arti kata Khalifah adalah pengganti / pemimpin / penguasa / pengelola. Jadi jelas sebenarnya setiap manusia yang diciptakan oleh Tuhan di muka bumi adalah seorang pemimpin. Setiap manusia memiliki DNA kepemimpinan di dalam dirinya yang secara otomatis menjadi satu paket keutuhan sejak dia dilahirkan di dunia.
Berikut saya rangkum 'Lima Pilar Kepemimpinan' versi The Architect yang mungkin bisa anda jadikan referensi atau bahkan aplikasikan agar menjadi seorang pemimpin yang tahan terhadap berbagai tantangan, situasi dan kondisi apapun termasuk dalam keadaan krisis seperti sekarang.
Pilar pertama Passion
Seorang pemimpin harus memiliki passion yang kuat. Passion adalah sesuatu atau kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang karena seseorang senang melakukannya dan membuatnya terus bergerak (move). Contoh dari passion antara lain Hobi, Minat dan Bakat, Benda atau Barang, Seseorang, dan Pekerjaan. Passion menjadi pilar pertama karena memberikan kekuatan kepada seorang pemimpin untuk membawanya bergerak ke arah dan tujuan yang diinginkan.Â
Passion juga menciptakan spirit motivasi kepada siapapun yang menjadi pengikutnya. Kunci utama dalam membangun passion adalah konsistensi. Lalu bagaimana caranya seorang pemimpin menemukan passionnya adalah dengan menciptakan visi dan selalu mengarahkan kehidupannya di dalam positive state. Tak peduli seberapa ekstrim sebuah passion dibuat, selama seorang pemimpin konsisten terhadap passionnya dan tidak berbelok arah ditengah jalan, maka dia sudah setengah jalan menuju keberhasilan.