Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengatasi Rasa Cemas

22 Juli 2020   16:26 Diperbarui: 22 Juli 2020   16:25 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : intisari.grid.id

Antara tahun 1346 - 1353 terjadi suatu peristiwa besar di dunia yang telah menewaskan lebih dari 200juta jiwa manusia. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah 'Black Death'. Berdasarkan fakta yang ada pada masa-masa itu terjadi wabah penyakit yang menular dengan sangat cepat serta mematikan. 

Karena minimnya ilmu pengetahuan, maka wabah itu semakin lama semakin membesar bahkan sampai mengurangi hampir sepertiga populasi penduduk di Eropa. Sebagian besar masyarakat pada masa itu tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab wabah, berasal dari mana bahkan bagaimana cara mengobatinya. 

Penduduk hanya bisa berpasrah diri menunggu waktu kapan gilirannya mati. Entah di dalam rumah maupun diluar rumah, mereka tidak bisa lari dari wabah tersebut. Harapan hidup penduduk hanya 40% (lebih rendah daripada persentase tos-tosan uang koin). 

Mulai dari sihir, mitos, pemikiran irasional, hingga tuduhan tidak beralasan kepada sekelompok ras manusia (Yahudi) menjadi alasan pembenar terjadinya wabah. Bahkan sempat dilakukan pembantaian terhadap kaum Yahudi yang mereka jadikan kambing hitam untuk dipersalahkan. 

Di negara Italia ada satu kebiasaan dari gereja-gereja setempat dimana jika terdapat peristiwa kematian, maka gereja akan membunyikan loncengnya selama beberapa menit untuk mengabarkan kepada masyarakat.

 Dan dimasa Black Death setiap hari bahkan setiap 2 jam sekali, lonceng gereja tidak pernah berhenti berbunyi. Masyarakat dilanda rasa takut, cemas dan khawatir bahwa sebentar lagi dirinya yang akan menghadapi kematian dan menjadi alasan dibunyikannya lonceng gereja. 

Kota Florence, Italia menjadi daerah yang paling parah dimana populasi penduduk menurun drastis dari 110.000 jiwa menjadi 40.000 jiwa dalam kurun waktu hanya 4 tahun. 

Di masa-masa kelam itu (masih di negara Italia) ada satu kota bernama Venice yang ternyata membuat suatu terobosan dalam usahanya menghentikan wabah. Otoritas venice menutup wilayahnya dengan penjagaan yang sangat ketat. Tidak ada satupun orang yang diperbolehkan masuk ke kota tersebut, demikian pula warga di dalam kota dilarang untuk meninggalkan venice. 

Penduduk yang ada didalam wilayah kota kemudian diberikan perhatian terhadap gizi makanan dan minuman yang dikonsumsi, di cek kesehatannya oleh dokter ataupun tabib, dan diberikan ramuan-ramuan herbal ketika mengalami sakit. Selain itu kebersihan setiap sudut kota juga diperhatikan dengan sangat detail. 

Bahkan otoritas setempat 'melarang' gereja membunyikan lonceng dengan alasan apapun. Jika ada warga yang meninggal, langsung diberikan pemakaman yang layak dan beritanya tidak disebarluaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun