Sepakbola dan Cerita Tentang Puasa

Jika anda mengira saya akan menulis 50 pemain muslim yang diwajibkan berpuasa ketika bulan puasa, maka anda salah. Kemudian jika anda mengira saya akan membahas mengenai pemain muslim yang mempunyai prestasi hebat dalam sepakbola musim ini, maaf anda harus menerima kekalahan anda untuk kedua kalinya. Kenapa saya tidak menulis hal-hal umum tersebut? 

Karena saya yakin, tulisan mengenai puluhan pemain sepakbola beragama muslim yang harus berpuasa sudah malang melintang di beberapa media online beberapa hari sebelum bulan puasa (yang di Indonesia jatuh tanggal 17 Mei tahun ini. Nama Mohammed Salah dan Mesut Oezil dipastikan akan menghiasi nama teratas dari daftar tersebut (yang sebenarnya bisa saja copy paste dari artikel tahun sebelumnya). 

Namun kalau mau jujur, faedah membahas pemain muslim yang berpuasa di musim ini sudah seharusnya terkikis pelan-pelan. Alasannya gampang saja, lah wong bulan puasa kali ini sebenarnya akan minim pertandingan sepakbola di beberapa liga top Eropa. Liga Inggris, yang dianggap sebagai liga terdepan di dunia saat ini bahkan sudah selesai pertandingan di liganya beberapa hari sebelum bulan puasa dimulai. 

Liga Italia, Prancis, Spanyol, dan liga-liga Eropa lainnya juga mengakhiri perjalanan 38 pekannya, dalam minggu ini dimana masih masuk dalam tahap awal bulan puasa. Otomatis hanya liga-liga dibelahan Asia dan Amerika yang masih bermain hingga beberapa pekan sebelum Liga Eropa bergulir. 

Nah, sayangnya belum ada satu media-pun yang membahas pemain-pemain muslim yang bermain di Liga China maupun MLS musim ini yang harus tetap bermain kulit bundar sambil menjalankan kewajiban berpuasa (hmm, bisa menjadi ide tulisan yang menarik).

Bahkan beberapa hari lalu saya juga sempat sekelibat melihat judul sebuah artikel di media online yang menceritakan para pemain muslim yang harus bermain di Piala dunia 2018, besok. Jujur kalau ini cukup aneh, Lah 90% pertandingan Piala Dunia baru dijalankan selepas hari raya Idul fitri yang jatuh tanggal 15 Juni 2018. 

Otomatis hanya pertandigan pembukaan saja yang melibatkan tuan rumah Russia melawan Arab Saudi yang melibatkan beberapa pemian muslim yang sedang menjalankan ibadah. Sisanya seperti Mesut Oezil hingga Mo Salah jelas-jelas sedang berpesat Ketupat Opor di siang hari ketika pertandingan mereka dijalankan.

 Jadi sebenarnya sedikit salah kaprah kan judul dan isi tulisan tersebut yang membuat beberapa pembaca awam tergiring ke pembodohan massal yang tak berujung. Saya harap sih anda tidak terkena hipnotis artikel dan virus click bait tersebut ya.

Sebenarnya bulan Ramadhan tahun ini di Indonesia, cukup dihibur dengan beberapa pertandingan sepakbola yang menawan dan bergelar pertanidngan penting. Namun secara kuantitas, jumlah pertandingan yang disajikan selama bulan ramadhan (sebagai teman sahur) jelas berkurang dengan sajian "sahur" empat tahun yang lalu, dimana Piala dunia 2014 menjadi "lauk" yang menggugah selera selama bulan ramadhan. Bulan ramadhan tahun ini, dibuka dengan menu sahur berupa pertandingan final Liga Europa yang menemukan Atletico Madrid dan Olympic Marseille. 

Dimana hasilnya mengantarkan Dmitri Payet, dkk meraih Hat-trick medali finalis dalam dua puluh tahun terakhir ini, menemani Benfica yang sepertinya akan selalu diselimuti kutukan Guttman yang sangat legendaris dan menyiksa selama 100 tahun. Pertandingan penting lain yang akan tersaji selama bulan Ramadhan tahun ini adalah Final Liga champions 2018 yang mempertemukan Liverpool dan Real Madrid, partai ulangan yang didalamnya diselimuti acara "kutukan" Royal Wedding. 

Selain pertandingan pembukaan final Piala Dunia yang akan menjadi dessert terakhir di bulan puasa, masih ada beberapa pertandingan penting yang sebenarnya mempunyai tujuan yang cukup menggirukan seperti promosi Liga, maupun mengejar jatah untuk bermain musim depan di pertandingan hari rabu, kamis, maupun jumat malam melawan klub lain dari seantero Eropa.