(Catatan Pribadi Hasil Evaluasi Magang di Harian Jogja)
Dalam konteks dunia Public Relations (PR), para ahli komunikasi tentu sepakat bahwa jurnalistik menjadi salah satu bidang/keahlian yang harus kuasai oleh seorang PR. Kemampuan dalam bidang jurnalistik tidak dapat dipungkiri menjadi modal seseorang untuk menjadi PR yang handal. Hal itu karena beberapa skill jurnalistik yang harus dimiliki oleh wartawan pada dasarnya juga harus dimiliki oleh seorang PR. Hal tersebut diantaranya:
1.Kemampuan Menulis Press Release
Seperti diketahui dalam dunia Public Relataions (PR) dikenal istilah Press Release. Secara teknis, penulisan Press Release tidaklah jauh berbeda dengan teknis penulisan berita pada umumnya, bahkan bisa dikatakan tidak ada bedanya. Di dalamnya sama-sama mengandung pola penulisan dengan unsur pokok 5W 1H.
Bedanya, Press Release adalah informasi kegiatan yang ditulis oleh seorang PR dengan tujuan untuk memperoleh citra –melalui media massa. Sementara berita adalah informasi kegiatan, peristiwa, tempat, ataupun tokoh yang ditulis oleh seorang wartawan dengan tujuan (sebatas) untuk diketahui oleh publik sebagai sumber informasi yang akurat. Dengan kata lain Press Release dan berita hanya berbeda dalam hal maksud dan tujuannya.
Disini terlihat jelas bahwa dunia kewartawanan (baca: jurnalistik) sangat erat hubungannya dengan dunia PR. Seorang PR tidak hanya dituntut untuk mampu berpenampilan menarik dan seksi, melainkan juga harus mampu mengaplikasikan teori-teori jurnalistik ke dalam kerja kerja ke-PR-annya. Karena Press Release yang dibuat oleh seorang PR mau tidak mau harus sesuai dengan standar penulisan yang berlaku dalam dunia jurnalistik.
Oleh karena itu, dapat kita simpulkan seorang wartawan dalam kesehariannya sejatinya juga melakukan berbagai kegiatan yang sama persis dengan PR. Seperti diantaranya Press Release yang secara teknis sama dengan penulisan berita, meskipun tidak secara maksud dan tujuan penulisannya.
2.Kemampuan Negosiasi
Selain Press Release, dunia PR juga akrab dengan kegiatan negosiasi, begitu juga dengan wartawan. Secara teknis, negosiasi yang dilakukan oleh seorang PR dan wartawan tentu tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaannya hanya terletak pada aspek (lagi-lagi) maksud dan tujuannya. Jika seorang PR melakukan negosiasi untuk tujuan kontrak kerjasama acara dan lain-lain. Wartawan melakukan negosiasi untuk memburu narasumber demi mendapatkan keterangan yang akurat.
Seorang narasumber boleh jadi mengatakan terburu-buru dan tidak memiliki banyak waktu untuk diwawancara. Namun seorang wartawan dituntut dalam keadaan apapun harus bisa mendapatkan keterangan dari narasumber. Maka di sinilah skill atau kemampuan bernegosiasi seorang wartawan ditantang.
3.Kemampuan Membaca Isu dan Momentum
Selain kemampuan menulis Press Release dan negosiasi, kemampuan dalam membaca isu-isu terkini dan momentum juga harus dikuasi oleh seorang PR. Hal ini berguna agar kegiatan-kegiatan yang dicanangkan oleh divisi PR selalu relevan dengan perkembangan dan perilaku konsumen. Begitu juga dengan wartawan, wartawan dituntut untuk dapat membaca isu dan momentum dari suatu peristiwa agar berita yang ditulis selalu aktual dan menjadi kegandrungan publik. Sehingga berita laku di pasaran.
Pada prakteknya, semasa magang di Harian Jogja kami juga dituntut untuk pandai dalam membaca isu dan momentum. Isudan momentum apa yang paling update dan tengah digandrungi publik itulah yang harus diburu sebagai bahan liputan. Hal itu seperti yang kami lakukan saat momentum pelantikan Sri Sultan Hamengkubuwono X dan KGPAA Pakualam IX sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur yang fenomenal dengan judul berita “Pelantikan Sultan, Sentilan Sentilun ‘Talk Show’ di Dan juga berita terkait Kirab Onthel Nusantara di Gedung Jogja Nasional Museum (JNM) dengan judul “Harga Onthel Gasele Tembus Rp245 Juta” yang terbit pada tanggal 19 November 2012 di halaman Jogja Politan.
4.Kemampuan Membangun Relasi
Kemampuan membangun relasi penting bagi seorang PR untuk mempermudah akses jaringan jika suatu saat dibutuhkan. Baik itu untuk kepentingan kerjasama bisnis, akses informasi, birokrasi dan lain-lain.
Seorang wartawan penting membangun sebuah relasi guna mempermudah akses informasi ke narasumber. Sehingga informasi atau keterangan yang akurat dapat dengan mudah didapatkan tanpa harus bersusah payah menembus birokrasi yang rumit.
Misalkan liputan tentang kebersihan lingkungan di Jogja, jika sudah memiliki relasi yang baik dengan Pemerintah Kota (Pemkot), BLH, pengamat lingkungan, LSM, dan elemen terkait lainnya, maka mendapatkan keterangan akurat tentang itu tentu menjadi sangat mudah. Bahkan informasi bisa datang dengan sendirinya melalui SMS, BBM, ataupun telepon dari salah satu relasi.
Dalam praktek sebagai wartawan Harian Jogja, kami selalu berusaha membangun dan menjaga relasi dengan pihak-pihak narasumber untuk mempermudah akses informasi. Seperti diantaranya dengan Camad Gondokusuman, Wiryawan Hario Yudo, Camad Umbulharjo, Agus Winarto, Camad Kota Gede, Noor Hidayat dan lain-lain, dan tentunya juga dengan sesama wartawan, baik dari Harian Jogja maupun dari media-media yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H