[caption id="attachment_203803" align="alignleft" width="270" caption="Sentilan Sentilun saat "][/caption] Jogja - Momentum pelantikan Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam IX benar-benar terasa istimewa. Selain diikuti antusiasme warga yang berkumpul di Kraton Jogja mengikuti prosesi plantikan secara live melalui stasiun TVRI, kehadiran Slamet Raharjo dan Butet Kartaredjasa juga tak kalah menambah suasana pelantikan semakin istimewa.
Kehadiran keduanya, sontak mengalihkan perhatian warga yang berkumpul di Kraton. Ada yang sekedar melihat dengan perasaan senang, ada yang berebut salaman,dan tak sedikit pula yang meminta berpose bareng. Maklum, dua orang yang selalu berpenampilan sederhana dan kocak itu ngetren lewat program Sentilan Sentilan yang setiap mingunya di siarkan oleh salah satu televisi swasta di Indonesia. Sentilan dan Sentilun pun membalas antusiasme masyarakat tersebut dengan bahasa lelucon khas Sentilan Sentilun yang mampu membuat masyarakat tertawa.
Panitia lantas mempersilahkan Doro Sentilan dan Sentilun untuk duduk menyampaikan “uneg-uneg”nya kepada seluruh warga yang hadir. Seperti biasa, Doro Sentilan duduk diatas kursi dengan baju adat jawa yang kokoh, sementara Sentilun dengan kacamata dan peci bututnya duduk lesehan dibawah bak seorang ajudan. Dan pertunjukkan talks show Sentilan Sentilun itu pun dumulai.
“Kita bersyukur atas undang-undang keistimewaan, kita akan sedikit dimanjakan pada aspek anggaran.” Kata Sentilun mengawali perbincangan. “Kemaren terbiasa miskin, besok anggarannya gede. Begitu anggarannya gede naluri nolongnya juga tinggi,” Lanjut Sentilun yang kemudian diikuti gelak tawa warga yang menyaksikannya.
Perjuangan rakyat Jogja dalam memperjuangkan keistimewaan memang sudah mencapai puncaknya dengan dilantiknya Sri Sultan HB X dan Sri Paduka Paku Alam X, Rabu (10/10). Namun demikian, menurut Sentilun, rakyat Jogja masih harus terus tetap berjuang. “Perjuangan kita selanjutnya adalah membantu para pemimpin di Jogja terutama Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai Guberbur untuk membantu mengontrol anggaran supaya tidak di jarah maling maling,” Tukasnya disambut tepuk tangan warga yang didominasi oleh pejabat Kraton dan komunitas-komunitas yang ada di Jogja.
“Jadi kita tetap mengharapkan Gubernur Jogjakarta berjuang bersama kita untuk bersama-sama memberantas ancaman bangsa dan negara itu, yaitu korupsi,” Lanjut pria yang identik dengan sapu tangan berwarna putih dengan wariasi kotak-kotak hitam dilehernya itu, kemudian disambut tepuk tangan untuk kesekian kalinya.
Tak jauh berbeda dengan Sentilun, Sang Doro, Sentilan, juga mampu mengundang gelak tawa warga.Namun sang Doro terlihat sedikit lebih serius. Dalam kesempatan itu, Doro mengingatkan seluruh masyarakat Jogja terhadap bahaya korupsi.“Berbicara korupsi bentuknya tidak hanya uang. Tapi juga antara lain salah memanfaatkan keistimewaan, salah memanfaatkan kehebatan masyarakat Jogjakarta yang begitu lahir batin mendukung pemimpinnya,” tukas pria berkumis uban itu.
Usai sang Doro dan ajudannya melakukan talk show, masyarakat yang hadir kembali berebutan mengabadikan momen bersama. Dan Jogja pun larut dalam suasana kebersaman yang begitu istimewa. Tidak ada artis, tidak ada pejabat, tidak ada abdi dalem, semuanya berkumpul dalam suatu momen yang tidak akan pernah dilupakan oleh sejarah itu. Jogja Istimewa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H