Mohon tunggu...
Suci Rahayu
Suci Rahayu Mohon Tunggu... -

I'm an ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan di Altar Bisamondho

6 Maret 2011   09:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:01 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku kenal perempuan itu tiga bulan lalu

sebagai artefak asing dari jaman batu

ketika berdiri mematung mengayun mahkota

mengebul wewangi dupa dari tangkup tangan

mengeja bait-bait mantra di cerug jiwa

menyaksikan tuhan dalam pejam mata

di altar tua Bisamondho

—aku temani dia dengan seonggok sunyi

.

aku kenali lagi perempuan itu tiga hari lalu

sebagai artefak hologram dari jaman teknologi

ketika asyik bertelevisual melalui piranti nirkawat

memendarkan wangi kulit yang bertangkup blaser

mengejawantah simbol kontemporer dari puncak pikir

mempersaksikan tuhan dalam derap efisiensi

di kantin udon Stasiun Urasa

—aku temani dia dengan sejumput sunyi

.

aku lebih mengenal perempuan itu tiga jam lalu

kali ini sebagai artefak tuhan dari masa depan

ketika jemari lembutnya menggamit lenganku

mulut mungilnya membisik manja di telingaku

“Tuhanku lebih bermula dari jaman batu

dan tak berakhir di masa depan

Dia lebih dekat dari tengkuk

namun bukan di pelupuk”

aku terjaga dalam laju kereta ke Stasiun Nagaoka

—Dia masih temani aku kendati dalam sunyi

.

Ma Sun

Minamiuonuma-shi, Niigata, Dec 15th, 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun