Mohon tunggu...
Dennic Pratama
Dennic Pratama Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Full time demon, half time human.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kembali atau Terima?

16 Oktober 2014   18:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Disebuah hari yang terik di Bekasi, seorang lelaki sedang mengobrol dengan temannya. Lelaki yang pertama beragama “Kasih”, ia bernama Yunus. Sedangkan temannya beragama “Sayang” dan bernama Rony. Yunus adalah seorang yang lahir dari Pulau “Hijau”, sedangkan Rony  lahir dari Pulau “Merah”. Satu-satunya persamaan mereka adalah, mereka tinggal dan mencari nafkah di Bekasi. Sebuah negara yang melayang diantara permukaan bumi dan bulan akibat dari pembangunan yang sungguh pesat dan maju.

Namun,nasib Bekasi saat ini sedang diujung tanduk, karena saat ini ada seseorang dari luar Pulau yang apabila tidak dihentikan akan menjadi pemimpin kota itu. Orang itu adalah seorang perempuan bernama Cinta, dia adalah seorang penyembah Dewi Bulan, ia lahir dan besar di Jakarta Barat.

Yunus tidak terima, dia sangat berharap kalau pemimpin Pulau Bekasi haruslah beragama sama dengan dirinya. Sedangkan Rony juga tidak suka dengan Cinta, karena dia berasal dari Jakarta Barat sedangkan Rony dari Pulau Merah. Rony sangat mencintai kampung halamannya.

Mereka berdua pun berencana untuk menggulingkan Cinta, mereka berdua menyebar fitnah. Yunus mengincar orang yang beragama sama dengannya, sedangkan Rony mengincar teman-teman satu kampung halamannya. Singkat cerita rencana mereka ini berhasil, dan Cinta gagal memimpin Pulau Bekasi.

Beruntunglah Yunus dan Rony, pemimpin Pulau Bekasi yang baru ternyata adalah orang yang beragama “Kasih” dan kelahiran Pulau “Merah”. Sebuah sosok ideal di mata mereka berdua. Persetan dengan rekam jejak dan tetek bengek lainnya. Bagi Yunus adalah sebuah dosa besar apabila dipimpin orang yang bukan seagama dengan dirinya, sedangkan bagi Rony adalah sebuah malu yang tidak bisa ditanggung apabila ia dipimpin oleh orang yang bukan berasal dari kampung halamannya.

Semalam suntuk mereka berdua  berpesta atas kemenangan jagoan mereka.

Namun ternyata kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, Pulau Bekasi semakin lama menjadi lusuh seperti Jakarta Barat dulu, sebuah keadaan yang memprihatinkan. PHK dimana-mana, mereka berdua pun terkena imbasnya. Disisi lain Jakarta Barat semakin lama semakin maju, dan mereka kini jauh meninggalkan Bekasi dalam bidang pembangunan maupun investasi teknologi. Namun anehnya Jakarta Barat tidak ingin meninggalkan permukaan, mereka tetap merendah dan memutuskan untuk tetap membaur dengan sekitarnya. Hal yang aneh bagi mereka berdua, karena apabila bisa lebih tinggi kenapa harus lebih rendah?

Yunus dan Rony yang kini kehilangan pekerjaan di Pulau Bekasi pun memutuskan untuk turun kembali ke permukaan. Mereka memutuskan untuk pindah ke Jakarta Barat yang kini mempunyai kualitas kehidupan lebih baik. Namun betapa kagetnya mereka berdua saat mendapati kalau Jakarta Barat saat itu dipimpin oleh Cinta. Seseorang yang dulu mereka fitnah habis-habisan. Mereka berdua pun galau antara dua pilihan. Kembali ke Bekasi dengan keadaan yang kacau balau. Atau bersedia menerima Cinta sebagai pemimpin mereka dan hidup dengan lebih layak.

Menurut anda, apa yang harus Yunus dan Rony lakukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun