Mohon tunggu...
the_king namaku
the_king namaku Mohon Tunggu... -

Saya seorang ayah dari dua bocah yang kelak menjadi raja dan panggeran di dunia nyata dan pendamping dari seorang bidadari yang tak berhenti mencintai kami................

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nabi Adam yang Paling Pertama Masuk Neraka

21 Juni 2010   02:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:24 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Kalau anaknya jadi kafir pasti bapak-emaknya masuk neraka dulu", ujar tetanggaku yang sedang bergosip ketika ada salah satu anak tetangga yang berpindah agama karena mau menikah dengan wanita lain yang berbeda agama dengannya. Mendengar itu pikiran saya melayang kembali dulu waktu saya mengalami kejadian serupa, orangtua saya menyiratkan hal yang sama ketika menasihati saya, bahwa langkah yang saya ambil sudah salah, dan akan "membahayakan" masa depan mereka setelah kehidupan duniawi. Logika saya menentang hal tersebut bukan karena mereka tidak menyetujui keinginan saya, tapi karena cara berpikir yang menurut saya sangatlah aneh.
Apakah orangtua bertanggungjawab sepenuhnya pada hidup anaknya setelah dia dewasa? apakah orangtua bersalah apabila anaknya bersalah dalam mengambil pilihan hidupnya? Menurut saya kalau cara berpikir seperti ini memang benar, maka akan banyak yang akan berdosa karena perbuatan seorang anak, akan ada namanya "dosa keturunan" dan saya dengan pasti akan menyalahkan Nabi Adam karena beliaulah yang menyebabkan semua ini terjadi karena kelemahan imannya sehingga dia terbujuk rayuan setan. Dan saya dengan mantap akan mepersalahkan Tuhan kenapa harus memberikan pilihan baik ataupun salah kepada manusia. Saya tidak bermaksud menyinggung satu agamapun tapi saya tidak terima jika ada satu orangtuapun merasa bersalah karena kesalahan anak-anaknya ketika dewasa, tugas orang tua adalah mendidik dan membesarkan anak-anaknya sampai cukup ia "berdiri di kedua kakinya sendiri", bukan tanggung jawab mutlak atas kehidupan anak seumur hidupnya.
Saya ingin membesarkan hati orangtua yang anak-anaknya "gagal" dalam menjalani hidup ini, anak-anak yang salah dalam melangkah. Itu bukan tanggung jawab mutlak anda, tanggung jawab itu pada anak-anak anda, tentu saja dengan bekal yang telah anda berikan selama dia belum cukup umur. Tapi ingat wahai orangtua Tuhan memberikan kemampuan kepada kita semua manusia untuk berpikir, untuk memilih, dan untuk BERTANGGUNGJAWAB atas perbuatannya. Anak-anak anda bertanggung jawab apa yang mereka pilih dan lakukan jangan anda takut dan bimbang karenanya.
TUHAN ITU ADAIL DAN PENYAYANG, cuma kita saja yang sering lupa bahwa Tuhan itu ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun