Mohon tunggu...
Miraj Yusf Al-farisy
Miraj Yusf Al-farisy Mohon Tunggu... -

Hidup begitu lengkap ketika bisa melengkapi hidup orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Alternatif Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Dalam Upaya Pengembangan Potensi Daerah Sebagai Langkah Mengentaskan Ketertinggalan Masyarakat Adat Tengger Jawa Timur

26 Mei 2010   14:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:57 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan disadari atau tidak merupakan aspek yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa, semakin berkualitas pendidikan di suatu negara maka akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pula. Paradigma pendidikan juga sangat menentukan keberhasilan suatu proses pendidikan tersebut, oleh karena itu kebijakan mengenai pendidikan yang dilakukan oleh suatu negara harus memiliki paradigma yang sesuai dengan kebutuhan rakyat dan keadaan zaman agar mampu menghasilkan SDM yang berkualitas.

Pendidikan secara konstitusional, merupakan hak dasar bagi setiap rakyat, di mana proses pelaksanaannya dijamin oleh pemerintah. Diaturnya hak atas pendidikan dalam konstitusi, secara nyata memiliki makna akan sentralnya peran pendidikan dalam dinamisasi kehidupan bernegara. Pendidikan merupakan satu kesatuan utuh dalam konteks upaya peningkatan kualitas kehidupan. Hal tersebut dapat dilihat dari keberadaan pendidikan sebagai faktor yang sentral dalam parameter penilaian tingkat kemajuan suatu bangsa. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan akan mempengaruhi kualitas SDM suatu Negara.

Sentralisasi kebijakan pendidikan pada masa Orde baru merupakan satu faktor yang turut mengambil peran dalam permasalahan ini. Akibat dari kebijakan pendidikan yang sentralistik tersebut adalah lemahnya SDM hasil pendidikan, bahwa ada dua penyebab yang mendasar terkait dengan lemahnya SDM Indonesia, yaitu kekeliruan dalam pembangunan yang berjalan cukup lama pada masa orde baru yang menekankan pada pembangunan fisik dan kurang serius dalam pembinaan SDM. Penyebab lainnya adalah rendahnya mutu pendidikan.

Eksistensi masyarakat adat Tengger merupakan satu gambaran komunitas yang secara nyata merefleksikan ketidak mampuan sistem pendidikan untuk mengakomodasi secara utuh amanah konstitusi dalam konteks persamaan hak dalam pendidikan. Tengger yang merupakan satu khasanah kekayaan alamiah Propinsi Jawa Timur, sudah selayaknya mendapatkan perhatian khusus dalam penanganan permasalahan peningkatan kualitas kehidupannya. Masyarakat adat Tengger yang cenderung terisolasi, mengingat pada umumnya tinggal di dataran tinggi yang jauh dari pusat pemerintahan, sangat minim akses terhadap pendidikan. Hal tersebut berimplikasi terhadap lemahnya kualitas SDM masyarakat adat Tengger.

Keberadaan potensi alam yang melimpah di kawasan Tengger, seyogyanya membutuhkan SDM yang terdidik guna mengelola potensi SDA tersebut. Namun karena kurang berkualitasnya pendidikan yang diterima masyarakat adat Tengger maka hal tersebut tidak bisa diimplementasikan secara maksimal. Ketertinggalan dalam pengelolaan SDA tersebut secara langsung berimplikasi pula pada ketidak sepadanannya hasil yang diterima oleh masyarakat adat setempat.

Jawa Timur khususnya Tengger sebagai daerah yang memiliki potensi besar, seyogyana dapat mengaplikasikan konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL). Luasnya wilayah Propinsi Jawa Timur akan sangat menghambat pemerataan kualitas pendidikan. Keberadaan PBKL merupakan sebuah solusi yang mampu mengatasi hambatan tersebut terutama di tingkat pendidikan menengah (SMA). Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA adalah program pembelajaran yang diselenggarakan pada SMA sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam, sumber daya manusia, geografis, budaya, historis dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun