Minyak kelapa sejak lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagai negara penghasil buah kelapa terbesar di dunia (FAO, 2022), Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, baik sebagai bahan dasar untuk memasak, kosmetika, ataupun untuk produk kesehatan. Namun, pengolahan minyak kelapa di Indonesia masih banyak yang diolah secara tradisional dan seringkali menghasilkan minyak kelapa dengan kualitas rendah. Untuk dapat meningkatkan mutu serta nilai jual produk, proses pemurnian minyak kelapa menjadi langkah yang penting.
Salah satu metode pemurnian minyak kelapa yang kini cukup menarik perhatian adalah metode adsorpsi dengan menggunakan bantuan adsorben untuk menyerap kandungan yang kurang baik pada minyak. Pada kesempatan kali, ini penulis menggunakan adsorben berbahan tandan kosong kelapa sawit (TKKS). TKKS merupakan limbah berbentuk padat yang dihasilkan dari industri kelapa sawit yang kaya akan karbon dan juga lignin sehingga TKKS sangat cocok untuk dijadikan bahan dasar pembuatan arang aktif.
Arang aktif TKKS memiliki beberapa kelebihan, yaitu kadar abung yang rendah, porositas yang tinggi, dan juga biaya produksi yang ekonomis. TKKS disinyalir dapat menurunkan kandungan asam lemak bebas (FFA), bilangan peroksida, dan kadar air pada minyak kelapa. Proses adsorpsi ini tidak hanya dapat meningkatkan kualitas minyak kelapa itu sendiri, tapi juga ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah sawit.
Proses pemurnian minyak kelapa dengan arang aktif TKKS itu cukup mudah, pertama dimulai dengan membuat arang aktifnya terlebih dahulu. TKKS dikeringkan dengan cara dijemur lalu dipotong menjadi serabut serabut kecil sepanjang 1cm dan dibakar pada furnace dengan suhu 600C selama 8 jama. Setelah itu, campurkan arang dengan aktivator, sebagai contoh adalah KOH. Setelah arang aktifnya jadi proses pemurniannya cukup dengan menambahkan arang aktif ke dalam minyak kelapa. Untuk perbandingannya bisa memasukan 3-5 gram arang per 100 ml minyak kelapa. Semakin banyak arang aktif yang ditambahkan, maka kualitas minyak kelapa akan semakin tinggi juga. Lalu tinggal diaduk saja selama 60 -- 120 menit, dan saring agar arang memisah dari minyak.
Manfaat dan potensi industri dari pemurnian minyak kelapa menggunakan TKKS menawarkan banyak keuntungan, di antaranya adalah ramah lingkungan. Hal ini karena pemurnian minyak kelapa dengan TKKS memanfaatkan limbah TKKS itu sendiri yang sangat melimpah sebagai bahan baku pembuatan arang. Selain itu, biaya produksi cukup rendah dibandingan pemurnian menggunakan metode konvensional, oleh karna itu pemurnian menggunakan TKKS dinilai cukup ekonomis. Yang terakhir adalah minyak yang dihasilkan melalui pemurnian dengan metode ini memiiki kualitas yang tinggi hingga bisa memenuhi standar mutu nasional pada SNI.
Dengan hasil yang cukup menjanjikan, metode ini memiliki potensi besar untuk dapat diterapkan pada skala industri. Pemerintah dan pelaku usaha disarankan untuk mendukung dengan cara melakukan penelitan lebih lanjut serta mengembangkan teknologi pemurnian berbasis limbah ini.
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk memanfaatkan sumber daya alamnya secara lebih maksimal dan berkelanjutan. Dengan adanya inovasi seperti pemurnian minyak kelapa menggunakan arang aktif TKSS, kualitas hidup masyarakat bisa ditingkatkan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Bagaimana menurut Anda? Apakah metode ini bisa diterapkan di daerah Anda?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI