Esok, matahari hampir terbenam, dia mengejar.
Di depan 3-2, hati berdebar dalam keheningan,
Senja menyinari kelas, misterius dan menakutkan.
Manekin di meja guru, terpandang jelas,
Arshel hanya bisa menatap, di luar kaca jendela.
Keringat dingin mengalir, hatinya bergetar,
Suara aneh, desiran di belakang, mengganggu sebentar.
Perlahan dia menoleh, tak ada apa-apa,
Leganya sejenak, keinginan untuk kabur pun terasa.
Namun manekin tiba-tiba berpindah, misterius,
Di depan jendela, mata kosong, menakutkan dan serius.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!