Mohon tunggu...
Thania Usamah
Thania Usamah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Marketing Public Relations

Selanjutnya

Tutup

Politik

BRICS dan Tatanan Keuangan Global Baru: Akhir Dominasi Dolar?

25 November 2024   16:06 Diperbarui: 25 November 2024   16:08 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dominasi Dolar: Awal hingga Saat Ini

Sejak akhir Perang Dunia II, dolar Amerika Serikat (USD) telah menjadi fondasi utama sistem keuangan global. Melalui sistem Bretton Woods pada tahun 1944, dolar dipatok pada emas dengan nilai tetap USD 35 per ons, sementara mata uang lainnya dipatok pada dolar. Dengan kekuatan ekonomi dan cadangan emas terbesar di dunia, Amerika Serikat memastikan dolar menjadi mata uang cadangan global yang dipercaya. Sistem ini memberikan stabilitas keuangan global hingga berakhir pada tahun 1971, ketika Presiden Richard Nixon menghentikan konvertibilitas dolar ke emas dalam langkah yang dikenal sebagai Nixon Shock.

Meskipun sistem Bretton Woods runtuh, dominasi dolar terus berlanjut, terutama melalui perdagangan internasional dan investasi. Menurut International Monetary Fund (IMF, 2023), lebih dari 60% cadangan devisa global disimpan dalam bentuk dolar AS, dan sekitar 88% dari transaksi valuta asing global melibatkan dolar. Sistem ini memberikan Amerika Serikat kekuatan geopolitik yang luar biasa, termasuk kemampuan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap negara-negara yang dianggap mengancam kepentingannya, seperti Rusia dan Iran.

Namun, dominasi ini menciptakan tantangan besar bagi negara-negara berkembang. Ketergantungan pada dolar membuat mereka rentan terhadap kebijakan moneter AS, seperti kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve. Kebijakan ini dapat memicu arus keluar modal besar-besaran, melemahkan nilai tukar mata uang lokal, dan meningkatkan beban utang negara berkembang yang berdenominasi dolar. Dalam konteks ini, munculnya BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi sebuah langkah penting untuk menciptakan tatanan keuangan global yang lebih inklusif.

Munculnya BRICS: Misi dan Ambisi

BRICS dibentuk pada tahun 2009, di tengah krisis keuangan global, dengan tujuan utama mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan Barat. Berawal dari konsep yang diperkenalkan oleh Jim O'Neill dari Goldman Sachs pada tahun 2001, kelompok ini pada awalnya terdiri dari Brazil, Rusia, India, dan China (BRIC). Pada tahun 2010, Afrika Selatan bergabung, menjadikan aliansi ini BRICS.

Dengan populasi yang mencakup 40% dari penduduk dunia dan kontribusi ekonomi sebesar 25% dari PDB global, BRICS memiliki ambisi untuk menciptakan sistem ekonomi global yang lebih adil dan multipolar. Upaya ini mencakup beberapa strategi utama:

  1. De-Dolarisasi: Mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan dan transaksi internasional dengan mendorong penggunaan mata uang lokal.

  2. Pembangunan Infrastruktur: Melalui New Development Bank (NDB), BRICS mendanai proyek-proyek pembangunan di negara berkembang.

  3. Mata Uang Bersama: Membahas kemungkinan penciptaan mata uang bersama untuk mendukung perdagangan intra-BRICS dan meningkatkan stabilitas ekonomi.

De-Dolarisasi oleh BRICS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun