Mohon tunggu...
Nathania Elderyna
Nathania Elderyna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Airlangga

now my life is sweet like cinnamon

Selanjutnya

Tutup

Film

Siksa Kubur: Film yang Menimbulkan Perdebatan dan Bergidik Ngeri

11 Juni 2024   20:00 Diperbarui: 11 Juni 2024   20:23 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film "Siksa Kubur" yang disutradarai oleh Joko Anwar, telah menimbulkan perdebatan sejak ditayangkan pada 11 April 2024. Beberapa orang mengatakan bahwa film ini membawa isu agama yang tidak perlu, sementara lainnya memuji film ini karena membahas tema tobat. Hal ini membuat netizen penasaran dengan isi filmnya.

Film ini menceritakan tentang peristiwa traumatis yang dialami Sita dan Adil di masa lalu, membuat mereka tidak percaya akan eksistensi Tuhan dan pengadilan setelah mati. Sita ingin membuktikan bahwa agama dan siksa kubur hanya dongeng yang dibuat untuk menakuti manusia. Oleh karena itu, Sita memutuskan untuk dikubur bersama orang yang paling berdosa yang pernah dia kenal.

Menyaksikan film ini seperti disiksa secara psikologis. Banyak adegan yang terasa disturbing digambarkan secara gamblang, seperti lidah dipotong, badan disiksa, dan lain-lain. Visualisasi ini sesuai dengan apa yang ada di Al-Quran dan Hadist, membuat penonton semakin bergidik ngeri. Walaupun efek CGI film ini sempat dikritik, tata suara dalam film ini patut diacungi jempol. Akting para aktris-dan aktor kelas atas berhasil membawa penonton larut dalam jalan cerita.

Joko Anwar telah mengangkat isu sosial dalam karyanya sebelumnya, seperti teroris dan pelecehan seksual di kalangan santri. Hal ini sebelumnya cukup tabu untuk dibicarakan, namun Joko Anwar mampu membuat isu-isu tersebut menjadi tidak sensitif dan tetap layak untuk ditonton. Adegan saat Adil dilecehkan oleh donatur utama pesantrennya, cukup menggambarkan bagaimana orang berkuasa bisa berbuat semaunya walaupu melawan norma yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun