Mohon tunggu...
Nathania Elderyna
Nathania Elderyna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Airlangga

now my life is sweet like cinnamon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengangguran di Era Bonus Demografi

23 Agustus 2023   19:45 Diperbarui: 23 Agustus 2023   19:58 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era Bonus Demografi adalah periode waktu ketika sebagian besar populasi suatu negara atau wilayah memiliki komposisi usia yang cenderung lebih muda, dengan jumlah penduduk usia produktif (biasanya antara 15 hingga 64 tahun) lebih besar daripada jumlah penduduk yang terlalu muda (di bawah 15 tahun) atau terlalu tua (di atas 64 tahun). Era ini terjadi ketika angka kelahiran turun drastis, sementara angka kematian juga menurun. Sebagai akibatnya, perbandingan antara penduduk usia produktif dan non-produktif meningkat secara signifikan. Dampaknya terasa dalam berbagai aspek kehidupan. Dari sudut pandang ekonomi, Era Bonus Demografi seperti sebuah "dividen" yang bisa digunakan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Dengan sejumlah besar tenaga kerja yang tersedia, Indonesia dapat mengalokasikan sumber daya untuk investasi dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Produktivitas juga mengalami peningkatan. Lebih banyak orang berusia produktif berarti lebih banyak kontribusi terhadap inovasi, produktivitas, dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Infrastruktur juga mengalami perkembangan pesat. Permintaan untuk perumahan yang layak, transportasi yang efisien, dan layanan publik yang memadai semakin meningkat.

Meskipun Era Bonus Demografi menawarkan potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan minimnya lapangan pekerjaan dalam konteks ini:

1.Ketidaksesuaian Keterampilan
Salah satu penyebab utama minimnya lapangan pekerjaan adalah ketidaksesuaian keterampilan antara lulusan pendidikan dengan tuntutan pasar kerja. Banyak lulusan yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri atau sektor ekonomi tertentu. Ini dapat menyebabkan pengangguran atau underemployment, di mana orang bekerja di pekerjaan yang tidak sesuai dengan pendidikan atau keahlian mereka.

2.Pertumbuhan Ekonomi yang Lambat
Meskipun Era Bonus Demografi menawarkan banyak tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi yang lambat atau stagnan dapat mengakibatkan minimnya peluang pekerjaan. Ketika ekonomi tidak berkembang dengan cukup cepat untuk menyerap jumlah lulusan baru dan pengangguran yang ada, maka tingkat pengangguran akan meningkat.

3.Ketidakpastian Ekonomi Global Perubahan dalam ekonomi global, seperti krisis finansial atau konflik perdagangan internasional, dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan akibatnya, menciptakan ketidakpastian dalam peluang kerja.

Untuk mengatasi minimnya lapangan pekerjaan dalam Era Bonus Demografi, diperlukan langkah-langkah yang hati-hati dan komprehensif. Ini termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menginvestasikan dalam pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan pasar kerja, serta mengurangi hambatan birokrasi dan regulasi yang tidak perlu. Diversifikasi ekonomi juga penting untuk menghindari ketergantungan pada sektor-sektor tertentu yang mungkin memiliki peluang kerja terbatas. Dengan strategi yang tepat, Era Bonus Demografi dapat menjadi sumber potensi besar bagi pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia.

Solusi bagi para pengangguran melibatkan berbagai tindakan yang dapat membantu mereka menemukan pekerjaan atau menciptakan peluang ekonomi baru. Salah satu langkah yang paling efektif adalah melanjutkan pendidikan dan pelatihan keterampilan.

Ini memberikan peluang untuk meningkatkan kualifikasi dan kemampuan agar sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Kursus pendidikan, pelatihan vokasional, atau pendidikan tinggi bisa menjadi jalan untuk meningkatkan prospek pekerjaan. Pencarian pekerjaan aktif adalah langkah penting lainnya. bagi yang memiliki jiwa kewirausahaan, menciptakan bisnis sendiri bisa menjadi solusi. Ini memerlukan pemahaman yang baik tentang pasar, perencanaan bisnis yang kuat, dan akses ke sumber daya yang diperlukan untuk memulai usaha. Selain itu, pengangguran dapat mempertimbangkan pekerjaan sementara atau paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari sambil terus mencari pekerjaan yang lebih sesuai. Bergabung dalam kelompok profesional atau komunitas industri yang relevan juga bisa membantu. Jaringan dan kontak sosial seringkali merupakan cara efektif untuk menemukan peluang pekerjaan yang tidak diiklankan secara terbuka. Tidak kalah pentingnya adalah pengembangan keterampilan komunikasi. Kemampuan berkomunikasi yang baik, baik secara tertulis maupun lisan, dapat membantu individu membedakan diri dalam proses perekrutan.

Selain keterampilan teknis, keterampilan lunak juga sangat berharga. Pelatihan dalam kepemimpinan, manajemen waktu, kerjasama tim, dan adaptabilitas dapat meningkatkan daya saing di pasar kerja. Pemerintah juga memiliki peran dalam memberikan bantuan kepada pengangguran. Program tunjangan pengangguran atau pelatihan keterampilan yang disediakan oleh pemerintah dapat membantu sementara sambil mencari pekerjaan yang sesuai. Mencari pekerjaan bisa menjadi proses yang menantang, dan terkadang, butuh waktu.

Namun, dengan ketekunan, kerja keras, dan berbagai solusi yang tepat, pengangguran memiliki peluang besar untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dan meraih stabilitas ekonomi yang mereka inginkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun