Mohon tunggu...
Fiksiana

Senja yang Merindukan Langit

26 Maret 2018   22:34 Diperbarui: 26 Maret 2018   22:52 1941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kini aku sang senja merindukan langitku yang entah dimana keberadaannya. Aku sang senja merindukan langit yang selalu menerimaku apa adanya. Mernerima senja yang tak selalu indah. Kadang senja memang indah berwarna jingga menghiasi langit sore. Tapi.... senja tak selamanya indah. Senja juga bisa berwarna hitam dan kelam tertutup awan awan pembawa hujan. Namun langit selalu menerima senja apa adanya. Entah saat senja itu indah atau senja itu terlihat kelam. 

Kini langitku tak sedekat itu lagi. Kini ia pergi meninggalkanku jauh disana. Memang ada yang bilang " Tenang senja, Langit itu selalu bersamamu di manapun dan  kapan pun dirimu berada. Tidak perduli jauh atau pun dekat, sang langit selalu ada untukmu. Ia akan selalu menemanimu senja." Namun aku terus berpikir " Sejauh itukah langitku? hahah aku merindukannya setiap saat. Andai ia tau persaanku saat ini. 

Hmm aku merindukannya bahkan sangat merindukannya. Lalu apa gunanya senja tanpa langit? Langit masih memiliki fajar yang selalu menghiasinya. Membawa semangat baru di setiap harinya. Langit sudah indah tanpa senja. Ia bisa berdiri sendiri tanpa senja yang menghiasinya. Namun apakah senja mampu berdiri tanpa langit?"

Ada yang bilang " Langit memang indah karna fajar. Langit juga selalu tampak indah bersama matahari. Tapi langit tak akan bisa menuntaskan tugasnya untuk mengakhiri hari tanpa senja. Senjalah penentu kesuksesan langit dalam menjalankan tugasnya. Langit pun tak akan menjadi indah tanpa senja. Memang benar senja tak selamanya indah. Kadang senja juga hitam kelam tertutup awan. Tapi langit akan selalu menerima senja." 

Ya itulah langit. Menerima senja bagaimana pun keadaannya. Entah itu jingga dan terlihat indah atau hitam menyedihkan. Kini aku sadar langitku pergi sebentar untuk melakukan tugas lainnya. Untuk mencapai mimpi mimpinya yang lain. Mimpi mimpi yang selalu menbuatnya terjaga dimalam hari. Ia ingin memcapai mimpi mimpi itu bersama senja. Aku percaya langitku tau bahwa senjanya rindu, sayang, dan tak ingin jauh darinya. Langit pun merasakan hal yang sama. 

Tapi percayalah teman. Jauh sebentar untuk dekat lebih lama tentunya lebih baik untuk senja dan langit. Karna senja percaya sejauh apapun langit pada senja , tak akan mengehentikan langit untuk terus merindukan senja. 

Senja juga percaya sejauh apapun itu langit tetap menyayanginya. Karna senja pun merasakan hal yang sama. Senja tak mampu berhenti untuk merindukan dan menyayangi langit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun