GOOGLE adalah mesin pencari dunia maya nomor satu. Namun ketika diketik kata otoyota raksasa, nyaris tak satupun kata yang merujuk istilah ini. Setidaknya itu hingga Jumat (24 Juni 2011).
Kata "spesifikasi truk DA-110, yang mewakili jenis truk ini, juga amat minim. Kebanyakan merujuk kepada penggalan situs jual beli produk dan mobil bekas.
Di situs resmi Toyota, kata ini juga tak ada. Bahkan, rujukan laman kata Totota DA-110 juga tak merinci spesifikasi teknik. Kata Toyota heavy duty truck, jusru tak memiliki link.
Pun, ada yang penulis temukan, tapi itu bukan spesifikasi melainkan promosi jual-beli mobil online. Itu pun bukan spare part atau mobnilonya, yang mau dijual tapi manual book, seharga Rp 500 ribu. Penulis pun coba menelusuri secara factual spesifikasi mobil angkutan skala besar ini.
Kapasitas mesin truk type DA-110 HP (horse power/tenaga kuda nilai satuan daya tarik mobil) ini adalah 6.494 cc. Nomor mesin dan rangka/chasis masih tertera jelas; 102175 dan 20-213983. Di STNK tertulis, mobil warna hijau ini diproduksi tahun 1980 dan masa pemakaian awal tahun 1982.
"Kalau yang banyak disini otoyota raksasa seri J, dan L. Kalau seri A, masih ada tapi mungkin yang punya cuma Daeng Amir. Suaranya besar, kalau di jalan pasti ditahu mi mobiln ya," kata Yunus Tarang (35) menujuk otoyota raksasa milik, warga kampung Kassi lainnya, Daeng Amir.
Yunus adalah satu dari tiga mekanik khusus Otoyota Raksasa di kampung Kecamatan Balocci. Dua lainnya adalah Cumming (33) dan Dg Gappa. Cumming adalah kemenakan Dg Gappa. Dia membuka bengkel khusus trak di poros jalang kampung Kassi-Jennae. Ini jalur akses utama kampung.
Dg Gappa adalah mekanik pertama di kampung Kassi. Lokasi bengkelnya di jalan poros kecamatan, akses penghubung antara Pangkajene, ibu kota kabupaten Pangkep, dengan Balleanging, ibu kota Kecamatan Balocci. Meski kerap mengerjakan mobil jenis lain, namun kini dia tetap setia melayani perbaikan otoyota raksasa.
"Kalau soal truk, Dg Like mi itu yang paling senior, kalo mekanik Daeng Gappa, kakaknya Dg Like "Â kata Daeng Jama (41), sopir dan pemilik dua truk dari Sepe-sepe, kampung tetangga.
Saat di Kassi, jangan membayangkan bengkel mobil yang ada di kota-kota besar. Di kampung ini, bengkel "didfinisikan " sebagai halaman samping rumah si pemilik bengkel atau si mekanik.Peralatan bengkel sesederhana pengetahuan mereka soal istilah teknis mobil. Mata dan pengalaman mereparasi mesin sama dengan cara mereka menamai spare part. Istilah asmalang (axle beam), gardang (cardan) atau buseng roda (untuk lower control Arm Bushing), adalah istilah khas yang lahir dari pengalaman.
Mereka yang kebanyakan tak tamat SMP, tak mengerti istilah Four Post Lift, semacam serangka baja berkaki empat untuk spooring roda depan dan belakang. Tak ada Tyre balancer machine. Jangankan scanner atau Tune Up Tester, mereka hanya menggunakan voltage meter sederhana, --seperti yang dimiliki tukang servis radio dan TV di kota—untuk mengetahui ada tidaknya aliran strom dari aki.
Manfaat atau fungsi lebih penting dari merek, jenis atau ukuran spare part. Untuk mengganti piranti kecil rem, hand brake toggle connecting misalnya, di bengkel milik Cumming, mereka memodifikasi potongan rantai motor bebek. "Kita amplas sedikit sudah pas," kata Cumming.