Mohon tunggu...
thamzilthahir tualle
thamzilthahir tualle Mohon Tunggu... journalist -

lahir di makassar. selalu mencoba menulis apa adanya bukan ada apanya!

Selanjutnya

Tutup

Money

Asmalang Tak Semalang Otoyota Raksasa

25 Juli 2011   04:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:24 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Mendiang Dg Tu'ba juga memiliki 4 anak. Dua wanita, dua lelaki. Haris (29), adik iparnya juga adalah supir otoyota raksasa.  Satunya jadi pedagang barang kelontong. Sedangkan, Hamzah (32), suami adik iparnya, juga supir truk.

Seperti di Kassi, Desa Tonasa,  Kampung Berua,  juga boleh disebut kampung otoyota raksasa. Data penduduk tahun 2010 lalu, atau saat pendataan pemilihan kepala daerah Maros, ada sekitar 320 kepala keluarga (KK) di kampung pesisir ini.

Kepala Dusun Berua, M Nasir (44) tahun menyebut, sekitar 40 % warganya, atau sekitar 110 kk  menggantungkan hidup dari truk. "Selain sopir, satu truk itu, butuh minimal 3 orang. Satu karnet, dan dua orang yang kasi naik dan turunkan muatan," kata Nasir, yang sebelum 10 tahun lalu juga adalah karnet otoyota raksasa.

Dalam catatan miliknya, di kampungnya ada sekitar 75 unit truk. Ada tiga unit bengkel truk di kampung ini, dan satu pengecer bahan bakar plus sparepart mobil sederhana,  dan 5 usaha tambal ban. Sekitar tahun 1990-an,  ada usaha pembuat bak kayu truk. Namu, karena kalah bersaing dengan pengrajin di Makassar dan Maros, usaha itu tutup. "Kini jadi bengkel las, sebab rata-rata bak truk sekarang pakai bak besi dan tahan lama," kata Nasir.

Sekitar 50 unit truk diantaranya milik warga setempat, sisanya hanya supir an sich. "Pemiliknya kebanyakan toko material di Makassar, atau Maros," ujarnya.

Di kampung tetangga,  Salenrang, juga boleh disebut kampung truk. Berdekatan dengan jalur akses utama ke pabrik Semen Bosowa, kebanyaka supir truk disini adalah pengakut semen antar provinsi. Rata-rata dump truck. "Kalau di Berua kampung Otoyota raksasa, di salenrang kampung truk 10 roda."

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (d/h LKMD) Salenrang, M Yusuf Haji Tipu, mengatakan sejak decade 1970-an warga di dea Salenrang adalah supir-sopir otoyota raksasa sejati, selain petani dan petambak.

Namun, meski sudah hampir 40 dekade, penduduknya memakai truk merek Toyota, namun kampung ini, jarang dilirik produsen. "Mungkin nanti, kalau kami ada acara kampung, kami akan kirim proposal bantuan ke diler atau pedagang di Makassar," katanya berkelakar.

Satu saat kata asmalang, yang senantiasa bernasib "malang"  akan lenyap dari perbendaharaan kata atau istilah otomotif di dua kampung  otoyota Raksasa di Sulsel. Tapi setidaknya, tulisan ini mencatat bahwa setelah 40 tahun Toyota di Indonesia, masih ada kisah  kerperkasaan asmalang otoyota  raksasa menahan hantaman keras dan cadasnya batu gunung di Sulsel. (thamzilthahir)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun