Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Warga Terbiasa Tertahan 1 jam di Pelintasan Kereta Api Bogor

5 Mei 2015   08:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:22 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430789490936417535

[caption id="attachment_364473" align="aligncenter" width="960" caption="Salah Satu Pelintasan Rel Kereta Api di Bogor (dokTD)"][/caption]

Senin, 3 Mei 2015 Pukul 16.14.  Ketika berkendara di jalan kota Bogor kami tertambat diujung jalan.  Jalan raya  memang macet bersebab di depan ada pelintasan kereta api.  Awak menghitung ada 4 kali kereta api bogor jakarta bogor melintas saat itu.  Sementara gerimis membasahi penjaga pintu kereta, tampaknya kemacetan semakin panjang dari dua arah.

Bukan menyoal semakin padatnya transportasi kota penyanggah Ibukota ini, namun lebih jauh dari itu kemacetan tampaknya sudah menjadi sahabat karib bagi warga kota hujan ini.  Warga sudah terbiasa menghadapi kemacetan terutama di pelintasan kereta.  Awak tidak mendengar klakson mobil atau motor yang saling bersahuta.  Warga sabar menunggu diposisi masing masing sambil menunggu penjaga pintu kereta memberi aba aba ,...silahkan lewat tuan dan nyonya.

"kami pernah tertambat di pelintasan ini selama saju jam" Demikian Uni Husna menjelaskan kepada awak sebagai "hiburan" agar warga Jakarta ikutan prihatin bin sabar menghadapi situasi tak berdaya.  " Oh ya" awak basa basi menimpali pernyataan si Uni, padahal di Jakarta tingkat kemacetan lebih parah sehingga salah satu badan dunia menetapkan ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai kota termacet didunia.

"Walikota sekarang sedang kosentrasi memperindah kota seribu angkot" demikian penjelasan hiburan dari kemekanda Notaris Marlisa.  Kalau boleh awak menyimpulkan bahwa Pak Wali sedang merevitalisasi taman taman di kota Bogor agar terlihat asri dan hijau. Ujungnya soal macet nantilah diurus, prioritas mendinginkan suhu kota Bogor agar warganya ikutan merasakan kenyamanan dalam makna falsafah kuno di sebut sebagai salah satu upaya meredam atau mendinginkan susaha hati (emosi )rakyat.

Awak tak paham apakah Group Kompas dengan program Indek kota Cerdas Indonesia (IKCI) memasukkan kota Bogor sebagai salah satu objek penelitian. Program memperingkat Kota Cerdas atau Smart City yang di gagas oleh Kompas dan ITB menetapkan masalah transportasi kota menjadi salah satu ukuran penilaian.

Mudah mudahan dari sisi penilaian lain Kota Bogor mendapatkan nilai berlebih sehingga bisa mensubsidi nilai transportasi. Paling tidak semangat para kepala daerah yang rata rata berusia muda dan memiliki pendidikan lumaya bisa berlomba memakmurkan kotanya masing masing.  Disamping itu tentu saja niat semata Pak Walikota membangun daerah tanpa digrogoti oleh birokrat KKN perlu didukung sepenuhnya oleh segenap warga kota Bogor.

Setelah program memperindah taman dan program kesejahteraan lainnya, ada baiknya masalah pelintasan rel kereta api di kota Bogor mendapat perhatian serius.  Sunbgguh sangat disayangkan begitu banyak waktu terbuang karena terhambat menunggu kereta lewat.  Sudah saatnya memisahkan jalan raya dan rel kereta api pada satu bidang tanah.  Nungkin lebih baik dibangun  jalan layang atau under pass pada pelintasan kereta api itu.

Terima kasih Pak WalikotaBogor, mohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan di hati.

Selamat membangun

Salam salaman

TD

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun