[caption id="attachment_290075" align="aligncenter" width="640" caption="Strong Leaderships (dok. FB/Budi Purnomo Karjodihardjo)"][/caption]
Strong Leaderships
Bangsa Indonesia membutuhkan seorang Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019 yang mempunyai karakter jiwa kepemimpinan kuat (strong leaderships). Pola kepemimpinan pada pucuk pemerintahan sangat berpengaruh terhadap kinerja kabinet dan jajarannya. Pemimpin nasional ibarat seorang pelukis yang menumpahkan warna ke secarik kertas putih. Pemimpin mewarnai negaranya apakah dia akan membawa bangsanya berwarna merah, putih , abu abu atau bahkan berwarna hitam.
Pasca kemerdekaan 17 Agustus 1945 Indonesia telah mencatatkan pola kepemimpinan dari 6 orang Presiden Republik Indonesia.  Corak kepemimpinan Bung Karno, Pak Harto, Habibie, Gus Dur dan Megawati serta terakhir SBY biarlah sejarah yang menilainya. Setiap presiden mempunyai karakter kepemimpinan yang berlainan namun ada dua hal yang bisa membedakan antara kepemimpinan tersebut yaitu  antara kurun waktu kepemimpinan dan hasil pembangunan yang dirasakan oleh rakyat Indonesia. Semakin lama seorang pemimpin nasional diberi amanah untuk memerintah seharusnya semakin banyak hasil pembangunan bangsa yang bisa dia lakukan.
Terkait dengan pola kepemimpinan itu menarik untuk kita telaah hasil survey dilakukan oleh Lembaga Riset Vox Populi Survey yang di siarkan pada tanggal 12 Januari 2014.  Dalam riset yang menggunakan hampir 4.000 responden secara nasional itu, Prabowo mendulang 33,1 persen, unggul cukup jauh dari Megawati yang meraup 15,4 persen. Adapun Jokowi mendapatkan 10, 1 persen. Berdasarkan hasil survey didapatkan temuan bahwa saat ini rakyat menginginkan suatu perubahan besar terhadap pengelolahan pemerintahan yang selama ini sangat korup, lemah serta tidak punya rasa percaya diri dan selalu dilecehkan oleh negara tetangga. Mereka yang berpendapat seperti itu memberikan kontribusi elektabilitas terhadap Prabowo paling tinggi, yaitu 33,1%. (dikutip dari Tribunnews.com)
Antitesa Gaya Kepemimpinan
Selanjutnya menurut Lembaga Riset ini keterpilihan Prabowo sebesar 33,1 % dikarenakan dia memiliki strong leaderships yang kuat di antara seluruh capres. Bahkan, pria 62 tahun itu dianggap sebagai antitesa dari gaya kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang selama ini dianggap bertanggungjawab atas terbentuknya pemerintahan yang korup, penakut, tebar pesona, buang badan (memindahkan tanggung jawab dan kesalahan ke pihak lain), dan peragu. (Tribunnews.com)
Strong leaderships yang melekat pada diri Prabowo tertanam sejak usia muda ketika lebih memilih memasuki Akademi Militer ketimbang menerima beasiswa dari universitas di luar negeri (Ketika Prabowo Subianto (17 Tahun) Menolak Tawaran kuliah di George Washington University)Perjalanan karier militer Parbowo semakin membuat dirinya matang apalagi sejak perwira muda telah bergabung di pasukan elit Tentara Nasional Angkatan Darat Kopassus. Jiwa Sapta Marga yang mengutatamakan loyalitas dan dedikasi serta disiplin tinggi adalah semangat juang untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa.
Untuk melengkapi informasi tentang prestasi militer Prabowo ketika memimpin Kopassus yang penuh keberanian ada baiknya sobat menyaksikan sejenak tayangan berikut ini. Kisah penyanderaan dan pembebasan dua warga negara Belanda, Martha Klein dan Mark van der Wal di Mapenduma, Papua oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada tahun 1996, telah dijadikan film dokumenter berjudul 'Gegijzeld in Indonesie' dan diproduksi oleh TV Nasional Belanda.Film tersebut dapat disaksikan di YouTube dengan Link berikut:
http://youtu.be/1lESjEr54-o (FB/Budi Purnomo Karjodihardjo)
Tidak bisa Instant
Kepemimpinan kuat sekali lagi tidak bisa terbentuk seketika (instant), ada proses perjalanan panjang untuk membentuk karakter kepemimpinan tersebut. Strong Leaderships Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sudah pasti telah teruji dalam perjalanan karier baik di militer, swasta mapun di politik.Perhatikan saja kekuatan wibawa Prabowo ketika menginstruksi semua Anggota DPR RI Fraksi Gerindra agar tidak mengikuti study banding ke luar negeri. Tidak ada Anggota Dewan yang berani melanggar instruksi tersebut.
Anda bisa bayangkan ketika Prabowo diberi amanah memimpin Bangsa Indonesia, maka dengan sendirinya semua aspek kehidupan mulai dari pemerintahan, swasta dan rakyat akan merasakan bahwa ketegasan dalam bertindak adalah suatu kekuatan dalam kepemimpinan yangmampu membawa bangsa ini menjadi bangsa terhormat di mata dunia.
Pemilihan Umum tinggal meghitung hari.Pesta Demokrasi 2014 dijadikan sebagai moment untuk melakukan perubahan mendasar dalam system pemerintahan yang di usung oleh setiap calon presiden. Rakyat merindukan sosok pemimpin nasional yang berkarakter kepribadian kepemimpinan kuat.Dengan slogan kalau bukan kita siapa lagi kalau bukan sekarang kapan lagi,Prabowo Subianto layak diberi amanah untuk memimpin Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita cita negara sesuai amanah Alinea ke 4 UUD 45, masyarakat sejahtera adil makmur.
********
Salam Indonesia Raya
PenasehatpenakawanpenasaraN
Jakarta, 14 Januari 2014
[TD]
*********
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H