[caption id="attachment_367195" align="aligncenter" width="640" caption="Ruang Perawatan Khusus Anggota Polri (dokTD)"]RS POLRI 1966 - 2015
[/caption]
Menjemput ulang tahun setengah abad Rumah Sakit Bhayangkara Tk I RS Sukanto Kepala Rumah Sakit Rumah Sakit Polri terbesar di Indonesia mengatakan bahwa menyediakan kualitas pelayanan kesehatan terbaik adalah salah satu bagian dari pemuliaan harkat dan martabat manusia. Rumah Sakit yang berlokasi di jalan Raya Bogor Kramatjati Jakarta Timur di dirikan pada tahun 1966 Pasca G 30 S. Bangunan Sekolah Polisi Negara (SPN) ketika itu dirombak oleh Dr Nangoy Karumkit Polri pertama untuk melayani anggota Polri dan keluarga.
Brigjen Pol dr. Dr Didi Agus Mintadi Spjp DFM tidak akan melupakan sejarah. Tiga nama Karumkit Polri di abadikan dalam bentuk penghormatan tertinggi dengan memberikan nama pada fasilitas pelayanan. Nama Dr Nangoy disematkan pada Paviliun Vip, demikian pula nama Dr Suparno SP A Karumkit ke- 4 diabadikan di fasilitas Ruang pelayanan Umum. Sedangkan nama Karumkit ke 5 dr Budiarto M.Sc di lekatkan pada ruang pertemuan di lantai tiga gedung utama yang baru saja dibangun.
Ketika mendapat amanah pada bulan September 2012, hal pertama yang dibenahi terlebih dahulu oleh Karumkit adalah Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensive care Unit (ICU). Pertimbangan memulai pembenahan dari UGD dan ICU dimaksudkan agar kualitas dan kuantitas pelayanan bisa di tingkatkan. Setelah itu Dr Didi beserta staff menambah jumlah tempat tidur secara bertahap . Data terakhir jumlah tempat tidur telah mencapai 500 buah meningkat signifikan dari 375 tempat tidur.
[caption id="attachment_367190" align="aligncenter" width="526" caption="Karumkit BhayangKara Tk i RS Sukanto Briigjen Pol Dr Didi Agus Mintadi, SpjP, DFM beserta staff (dokTD)"]
![14323398451149607504](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14323398451149607504.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Keputusan memulai peningkatan pelayanan pada sentra front office UGD dan ICU termasuk Poliklinik ternyata memberikan dampak luar biasa pada jumlah pasien yang datang berobat ke Rumah Sakit Polri. Setelah front office sukses meningkatkan pelayanan di sentra front office maka selanjutnya dilakukan secara simultan penambahan ruang perawatan dan fasilitas penunjang medik lainnya. Konsekkuensi bertambahnya pasien tentu saja harus diikuti dengan penambahan sumber daya manusia.
Ketika saya melakukan wawancara di ruang kantor Karumkit Bhayangkara, Kamis 21 Mei 2015, Dokter Didi tergelak ketawa lepas ketika bercerita bahwa mereka syukuran makan soto. Kombes Pol Dr Yayok Witarto dan Kombes Pol dr Febiana tersenyum lebar, pasalnya setelah 3 bulan, Manajemen berhasil meningkatkan pendapatan Rumah Sakit dari 3 milyard menjadi 6 milyard rupiah perbulan. Untuk itulah digelar makan soto bersama seluruh karyawan di lapangan depan Rumah Sakit sebagai bentuk syukuran atas prestasi yang dicapai buah dari kerja keras dan kebersamaan.
![14323401781983858164](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14323401781983858164.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Apa kiat manajemen Jendral dokter ini. Dr Didi Agus Mintadi menggunakan Falsafah Jawa yaitu menggelinding. “saya tidak bisa bekerja sendiri, diperlukan kebersamaan dari seluruh personil Rumah Sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan” Selanjutnya di jelaskan bahwa falsafah menggelinding itu diibaratkan sebagai bola salju. Kita paham bahwa yang menggerakkan itu adalah sisi luar dari bola. Semakin kencang sisi itu bergerak maka semakin dahsyat pula bola berputar menggelinding dengan kecepatan luar biasa.
Karumkit Polri ke 10 itu mengatakan bahwa sisi luar dari bola salju adalah seluruh karyawan yang bekerja di sentra pelayanan baik di ruang perawataan, poliklinik, penunjang medik termasuk satpam, sopir ambulance serta cleaning servis. “ Ibarat seorang dirigen musik saya hanya mengatur irama kerja agar pelayanan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan stake holders. “ demikian Dr. Didi menambahkan. Sebagai bentuk penghargaan kepada seluruh karyawan mereka mendapatkan kesejahteraan yang layak setara dengan penghasilan Pegawai Negri Sipil DKI Jakarta. Setiap bulan sekali diadakan pemberian sembako untuk seluruh karyawan sembari olahraga dan makan soto.
Keluarga karyawan adalah keluarga besar RS Tk I Sukanto. Untuk itu Manajemen RS Polri menyediakan 4 Bus setiap minggu guna berdarmawisata di pantai Anyer Propinsi Banten. Sudah berjalan 12 minggu, Insya Allah masih ada 2 rombongan lagi sehingga tuntas rekreasi bersama keluarga karyawan. Inilah Kiat berikut Karumkit, bahwa doa adalah pamungkas dari kebersamaan dan kerja keras. Redha Tuhan dalam pelaksanakan tugas pelayanan secara profesional dipindai melalui doa rekan sekerja (dr Didi menyebut personil RS Polri) dan doa keluarga karyawan serta doa pasien serta keluarga yang mendapatkan pelayanan terbaik.
[caption id="attachment_367201" align="aligncenter" width="300" caption="Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I RS Sukanto (dokTD)"]
![1432340520561257215](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1432340520561257215.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Mengakhiri wawancara saya bertanya tentang BPJS. Pasien Rumah Sakit Polri 65 % BPJS, 35 % Anggota Polri dan keluarga dan sisanya 5 persen dari umum. Mengalir dari kebijakan Karumkit : “ tidak pernah menolak pasien untuk mendapat perawatan “ maka jumlah pasien daftar tunggu semakin meningkat. Disediakan ruang khusus transit sebelum pasien ditempatkan di ruang perawataan sesuai indikasi medis. Rata rata 20 % Pasien BPJS diberikan subsidi silang, artinya mereka tidak dikenakan tambahan biaya selama tidak naik kelas.
[caption id="attachment_367196" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu dari sekian banyak Penunjang medik (dokTD)"]
![14323403321279632453](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14323403321279632453.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Kebijakan yang membuat hati ini lega hati personil Polri dan keluarga adalah disediakannnya Ruang Perawatan Khusus. Kini gedung berlantai 4 Cendrawasih (CPS) khusus untuk Anggota Polri. Gedung yang tadinya diperuntukkan untuk pasien Kelas 1 kini bisa dinikmati oleh seluruh anggota Polri tanpa memandang pangkat. Inilah salah satu bentuk penghargaan dan pemuliaan Anggota Polri yang bekerja keras dilapangan melayani masyarakat. Mereka pun berhak pula medapat pelayanan prima ketika jatuh sakit. Sesuai kebijakan pemerintah, anggota Polri dan keluarga adalah anggota BPJS. Sekali lagi subsidi diberikan sepenuhnya untuk pasien ini sehingga tidak ada lagi tambahan biaya walaupun melewati standard biaya BPJS. “Semua kami tanggung” demikian penjelasan Brigjen Pol dr. Didi Agus Mintad Sp Jp, DFM.
Kedepan masih banyak yang harus dilakukan untuk melengkapi fasilitas dan alat kesehatan Rumah Sakit Bhayangkara. Master plan manajemen tetap terarah dengan Status Badan Layanan Umum maka pengelolaan keuangan lebih luwes sehingga setiap rencana pembangunan dan pengadaan tidak terkendala birokrasi. Akhir tahun 2015 jumlah tempat tidur ditargetkan mencapai 600 buah. Demikian pula dengan pengadaan Alat Kesehatan yang setara bahkan melebihi yang dimiliki RSCM dan RSPAD.
Selamat Ulang Tahun ke 49 pada tanggal 23 Mei 2015 untuk Rumah Sakit Bhayangkara Tk I RS Sukanto. Semoga semakin sukses memberikan pelayanan prima kepada seluruh warga.
Salam salaman
TD
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI