[caption caption="simfoniyangsumbang.blogspot.com"] [/caption]15 April 2016 Bada sholat Jum'at awak menyaksikan siaran Warta Berita Televisi Republik Indonesia. Â Perhatian tertuju pada running text. Sekilas terkejut dan terpana ketika menyaksikan terpampanng tulisan neraka. Â Waduh apa pula ini. Â Koq ada neraka di TVRI. Â Langsung awak sadar mungkin yang di maksud bukan neraka yang mengerikan. Bisa jadi producer atau editor pemberitaan TVRI salah ketik. Â Rasanya yang dimaksud adalah neraca karena ada kata lanjutan yaitu perdagangan.
Kesalahan ketik running text ini nampaknya sepele, namun perubahan pengertian itulah yang membuat pemirsa tersenyum simpul.  Jarang jarang ada kosa kata neraka tertulis di running text televisi manapun.  kecuali apabila ada siaran tausyah agama.  Kesalahan tulis itu akibat kurang teliti atau kecerobohan.  Namun apabila kesalahan itu berlangsung dalam durasi cukup lama apakah para pihak yang memiliki tanggung jawab dalam penyiaran tidak sadar akan kesalahan fatal tersebut.  Apakah mereka tidak menonton atau memonitor karya  sendiri.
Apakah pemirsa yang harus menelepon, memberi tahu bahwa ada kesalahan. "Bu - Pak ada kesalahan ketik,  huruf C terganti  K, begitu telepon atau sms ke TVRI,itu kalau mau dan sempat. Ya sudahlah, awak langsung mematikan televisi dan duduk manis di depan komputer,  menulis posting ini.
Pengalaman salah ketik memang sering terjadi di dunia administrasi kepegawaian. Â Apalagi di era komputerisasi. Â Peran copy paste sangat besar dalam rangka effesiensi. Â Terkadang surat yang berpola sama di copy kemudian paste saja untuk memudahkan pekerjaan. Â Pola kerja Copas berpeluang menimbulkan masalah kelak di kemudian hari. Akibat tidak ketellitian, bisa jadi tanggal surat tidak diubah atau lupa. Malah pernah terjadi perihal surat saja tidak di edit.
Maka jadilah ketidak telitian itu mengakibatkan terjadi kesalah pahaman. Â Mungkin karena tergesa gesa tukang ketik langsung menyodorkan surat untuk ditanda tangani Pak Boss. Â Seharusnya si tukang ketik baca surat ber ulang ulang, perhatikan kata perkata apakah ada yang salah ketik. Â Juga diperhatikan kalimat yang di gunakan apakah cocok dengan alamat yang dituju. Â Biasanya surat yang ditujukan untuk komandan selalu di serta kata mohon perkenan. Â Agak sopan gitu.
Setelah konsep surat dibaca teliti, ada proses seleksi dari lapisan / jajaran bapak buah. Â Sebagai pertanggng jawaban bapak buah nomer dua mem paraf kosep surat itu. Â Pada jenjang eselon satu sebelum surat sampai ke menteri terkadang ada beberapa paraf. Â Paraf pejabat terkait melambangkan bahwa surat sudah dibaca berulang, sudah diteliti tidak ada yang salah ketik atau salah makna. Setelah surat di paraf ber ramai ramai maka dengan ucapan Bismillah baru surat di sodorkan ke Boss Menteri melalui sekretaris pribadi.
Nah Pak Boss yang juga Pak Menteri yang arief bijaksana tidak akan langsung tanda tangan surat. Beliau pun akan membaca surat itu dengan teliti karena tanda tangan beliau bermakna keputusan atau perintah. Â Jadi apabila satu surat telah di tanda tangani oleh Pak Boss maka surat itu sudah syah produk satu Kementerian. Tak terbantahkan surat tersebut pasati ada logo kementrian di atas surat serta cap (basah) resmi kementrian di samping tanda tangan Pak Boss menteri. .
Ketika kemudian timbul masalah terkait isi surat maka Pak Boss Mentri harus bertangung jawab, Jangan 'ngeles, Tak elok di pandang dari sisi sila ke 2 Pancasila : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.  Konsekuensi harus ditanggung sendiri oleh Pak Boss, inilah salah satu ciri komandan yang baik.  Berani berbuat berani bertanggung gugat. Jangan menyalahkan anak buah, bukan kah ada jargon " tidak ada anak  buah yang bodoh tetapi yang ada adalah komandan yang ceroboh".
Bagi para Boss yang tidak mempunyai kredibilitas dan integritas plus Beliau terlalu sayang dangan jabatan maka ada beberapa cara ngeles. Cara menampik  Boss Menteri menggunakan 2 jurus.  Pertama dia akan katakan bahwa surat itu asli tapi palsu.  Sebagai penguat argumentasi, katanya tanda tangan Boss Menteri di paslukan.  Ini motif ngeles pertama.  Jurus kedua yang dikeluarkan untuk membantah isi surat berbentuk pernyataan bahwa surat itu ber klasifikasi rahasia, jangan ribut ribut karena menyangkut jenis pekerjaan intelijen.  Jadi jangan dibahas karena bukan konsumsi publik. (terlanjur bocor)
Oh begitu.  baiklah.  Tetapi Pak Boss Menteri jangan risau dan galau ya apabila rumors reshuflle bergema lagi.  Tidurlah dengan nyenyak nikmati fasilitas nomber one  Kementerian Negara  semasih bisa.  Mumpung jabatan belum di copot sekalian buat saja surat surat rekomendasi yang bisa menguntungkan keluarga, para kerabat dan sanak famili sekampong.  Llumayan fasilitas negara gratisan.
Point yang ingin saya sampaikan disini adalah bahwa hal hal yang nampaknya sepele jangan di anggap enteng. Â Bisa jadi karena menganggap enteng maka ketelitian dan ketekunan dalam memeriksa kembali hasil karya sampai sampai diabaikan. Â Justru kesalahan kecil itulah yang sering membawa petaka. Â Ibarat orang menganggap batu besar berbahaya sehinga dia tidak memperhatikan batu krikil. Â Justru batu kritil itulah nan acap menjatuhkan Tuan dan Nyonya. Â Tersandung, kemudian tersungkur jatuh terguling guling.