Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Partai Gerindra : Kita Mulai dengan Ahok dan Ridwan Kamil

13 Februari 2014   10:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:52 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391874089823147373

(dok.  Galery Partai Gerindra)

Ahok berang besar melebihi marah Gubernur.  Merasa di kadali anak buah, Ahok meminta pihak terkait dengan pengawasan tidak pidana korupsi untuk memeriksa oknum anak buah nya dan rekanan.  Sebelumnya Ahok meminta pihak ahli untuk menelisik pengadaan Bus Trans Jakarta baru yang patut di duga barang bekas.  Buah dari itu semua Pemda DKI Jaya memutasi 30 pejabat eselon II termasuk Kepala Dinas Perhubungan.

Birokrat memang begitu perangainya  Fungsi pengawasan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari manajemen terabaikan.  Pengawasan jangan dianggap sepele.  Oknum pegawai cendrung melakukan pelanggaran apabila pengawasan melemah.  Walaupun aspek perencanaan bagus, pelaksanaan lancar namun pekerjaan itu harus tetap diawasi day to day agar bisa mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Setelah sebelumnya E-Budgeting masuk dalam sistem perencanaan Pemda Jakarta kini untuk melengkapi tugas pengadaan maka fasilitas teknologi berupa E - Katalog akan segera di terapkan.  Teknologi canggih sudah merupakan kelengkapan birokrasi yang tidak bisa di tunda lagi.  Paling tidak dengan menggunakan kemampuan  teknologi tersebut pengalaman buruk pengadaan barang dan jasa bisa dicegah. Selaku Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok serius akan menerapkan E Katalog.  Pekerjaan pengawasan akan lebih mudah dilakukan sehingga dengan demikian effektivitas dan effesiensi pekerjaan birokrat akan tercapai seoptimal mungkin.

Merubah mental status quo dalam sistem birokrasi memang penuh dengan tantangan. Oknum Pegawai yang sudah terbiasa melakukan pelanggaran dan tindakan melawan hukum apabila tidak di tegor atau  tidak mendapat sanksi, mereka akan merasa apa apa dilakukan itu seolah olah di restui pimpinan.Apalagi bila sistem “setoran” keatas berjalan dengan mulus, maka penggerogotan uang negara sepertinya sudah merupakan bancakan rame rame.

Momentum perubahan sudah menjadi tuntutan alam.Status quo yang menikmati kue pembangunan selama bertahun tahun harus segera disingkirkan. Perubahan sudah merupakan tuntutan rakyat.Fenomena alam sudah mulai tampak di permukaan dengan terpilihnya beberapa putra terbaik bangsa untuk mengemban amanat penderitaan rakyat di ranah pemerintahan (eksekutif).  Kini warga berperan serta untuk mendudukan anggota DPR yang amanah dan bersih di kursi legislatif pada Pesta Demokrasi 9 April 2014.  Jangan pilih lagi oknum anggota DPR yang mempunyai cacatan korupsi, data KPU 509 dari 560 anggota tersebut mencalonkan diri kembali.

Kinerja Walikota Bandung menjadi sorotan media. Gebrakan perubahan yang dilakukan Bapak Walikota sepertinya tanpa tedeng aling aling.Dengan tetap berpedoman pada penegakan hukum maka beberapa perubahan yang dilakukan pada awalnya mendapat hambatan. Menghadapi segala hambatan tersebut Ridwan Kamil tetap bersikukuh ingin menjadikan kota Bandung yang selama ini ruwet antara lain dengan masalah kaki lima dan sampah lambat laun akan mengubah Paris van Java ini kembali ke masa kejayaannya.

Terpilihnya Ahok sebagai Wagub DKI Jaya dan Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung dari Partai Gerindra merupakan salah satu fenomena alam. Partai Gerindra telah berikan bukti bukan sekadar janji. Insya Allah pada tingkat nasional, perubahan berskala nusantara akan memberikan harapan bagi seluruh rakyat Indonesia dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden RI 2014-2019. Siapa yang akan melawan kehendak alam, ada campur tangan Tuhan yang Maha Kuasa yang akan  mengalahkan rekayasa manusia  yang tetap menginginkan mempertahankan pemerintahan status quo.

Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Percayalah,…..

******

Salam Indonesia Raya

PenasehatpenakawanpenasaraN

[TD]

******

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun