Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menilik Pola Komunikasi Ahok

16 Maret 2016   20:48 Diperbarui: 17 Maret 2016   08:30 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Ilustrasi Dokumen : www.qureta.com

Sosok Ahok menjadi ladang inspirasi bagi sesiapa saja terutama di sosial media.  Lihat  saja bagaimana riuh dan meriahnya posting sobat kompasiana di 2 bulan terkahir ini.  Nama Ahok menjadi jaminan bagi pembaca untuk  menarik jari guna meng kliq posting tentang Gubernur Jakarta itu. Siapa dia pembaca tulisan tentang Ahok ? Yes Pembaca itu adalah sobat  kompasianer dan silent readers serta Om Admin kompasiana sendiri.

Baiklah.  Saya tidak mau berspekulasi tentang  sosok Ahok, namun izinkan  awak mengupas dari sisi subjektif seorang warga yang mempunyai KTP DKI Jakarta.  Tambahan pula penelisikan ini berkembang sejauh penalaran ppribadi dan sedikit referansi dari Mata Kuliah Pancasila.  Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat merupakan falsafah kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat.

Pancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai jika ditumbuh-kembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan terkandung beberapa hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antar hubungan tersebut,  yang meliputi Hubungan Vertikal,  Hubungan Horisontal dan Hubungan Alamiah.

Saya  tidak berani menelisik  Hubungan Vertikal  Ahok dengan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.  Terus terang ketidak beranian itu karena saya tak mengenal Ahok secara dekat atau  secara pribadi.  Kata orang orang dahulu kalau ingin melihat bagaimana kesejatian sosok seseorang itu, maka bergaulah dengan Beliau selama 40 hari 40 malam tanpa terputus.

Ikuti kemana saja dia pergi dan lihat apa yang dilakukannya.  Mungkin hanya anak istri yang lebih tahu bagaimana hubungan Ahok dengan Sang Pencipta.  Bisa juga para ajudan dan orang orang dekat lainnya seperti sopir  atau sekretaris Ahok yang mungkin bisa ditanyakan bagaimana pola  keber Agama an Gubernur kita itu.

Pada dasarnya hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hubungannya dengan itu, manusia memiliki kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan / menghentikan larangan-Nya, sedangkan hak-hak yang diterima manusia adalah rahmat yang tidak terhingga yang diberikan dan pembalasan amal perbuatan di akhirat nanti.

Selanjutnya bagaimana hubungan Horisontal Ahok sebagai anak manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya sebagai warga masyarakat, warga bangsa maupun warga negara. Hubungan itu melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang. Warga setiap hari bisa menyaksikan di Televisi bagaimana pola kepemimpinan Ahok dikaitkan dengan tugas pokoknya sebagai Kepala Daerah.  Penilaian ini kembali agak subjektif, karena sejujurnya tidak bisa di hindari ada peran perasaan hati seseorang ketika menilai orang lain.

Ahok sangat tegas kepada anak buahnya, ini memang suatu kewajiban untuk menegakkan disiplin dalam rangka meningkatkan pelayanan publik.   Namun terkadang Bapak Gubernur Jakarta ini agak lupa ketika memarahi warga yang nota bene bukan anak buah langsung yang dikaitkan dengan bidang tugas. 

Warga yang mungkin lalai  dalam mematuhi peraturan daerah,  sering ditegur Ahok dengan nada keras.  Warga terkadang tidak terima diperlakukan begitu, ada yang sakit hati walaupun mereka merasa bersalah juga telah  melanggar peraturan.  Mungkin di masa mendatang pak Ahok bisa membedakan mana anak buah mana warga atau orang lain ketika menegur atau memarahi mereka.  Pola Pak Ahok ini dikuattirkan di tiru oleh jajaran birokrat Pemda DKI dan bisa juga oleh Satpol PP. Bukankah ada rumus like boss like officer.

Terakhir bagaimana Hubungan dengan Alam. Hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam dengan segala kekayaannya. Seluruh alam dengan segala isinya adalah untuk kebutuhan manusia. Manusia berkewajiban untuk melestarikan karena alam mengalami penyusutan sedangkan manusia terus bertambah. Oleh karena itu, memelihara kelestrian alam merupakan kewajiban manusia, sedangkan hak yang diterima manusia dari alam sudah tidak terhingga banyaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun