Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menelisik Kebijakan Jokowi dari Pendekatan Wawasan Nusantara

5 November 2015   06:06 Diperbarui: 4 April 2017   16:31 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setahun Pemerintahan Jokowi - Jk bagaimana kita melihat situasi dan kondisi Indonesia dilihat dari pendekatan wawasan nusantara. Apakah setiap kebijakan yang di terbitkan sudah memenuhi kaedah pemerataan baik dari sisi ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Memang betul semangat blusukan Jokowi mengunjungi wilayah nusantara bisa diakui sebagai upaya merekat persatuan, namun yang menjadi pertanyaan apakah pasca blusukan itu terjadi perubahan bermakna pada wilayah yang Beliau datangi sesuai harapan rakyat. 

Tentu saja rakyat berharap blusukan bukan sekedar untuk pencitraan, karena seharusnya Presiden tidak memerlukan lagi penguatan posisi karena secara de jure Beliau adalah Presiden yang sah dipilih langsung oleh rakyat.  Terkait dengan blusukan itu patut disayangkan apabila masih ada para pihak yang menganggap Jokowi merekayasa segala sesuatu yang katanya untuk mengangkat "posisi" nya dari keterpurukan kepercayaan publik.  Untuk menepis berbagai anggapan bahwa Jokowi masih saja melakukan pencitraan maka diperlukan satu penguatan dari pihak kepresidenanan apakah itu dari para pembantunya atau dari orang orang dekat untuk memproteksi Presiden dari sasaran bully.

Salah satu cara untuk menepis segala upaya pembusukan wibawa Presiden bisa jadi dilakukan dengan cara memperkuat komunikasi politik.  Peran media sosial lingkungan istana harus mampu memproteksi Presiden agar setiap gerak langkah Beliau memang semata untuk membangun Indonesia. Oleh karena itu pada sisi pemberitaan terkait kinerja Preisden wajib hukumnya di komunikasi secara profesional ke publik melalui cara yang elegan tanpa memutar balikkan fakta yang ada.

Mari kita lihat lagi bagaimana hebatnya Indonesia di tinjau dari pengkayaan pemahaman wawasan nusantara. Seyogyanya para pejabat publik back to mind atau membaca lagi teori teori ketatanegraan tentang wawasan nusantara. Melalui pemahaman komprehensif wasnus maka diharapkan kebijakan yang di putuskan tidak lagi bersifat sektoral.  kebijakan harus merata ke seluruh wilayah tanah air. Rakyat berharap Para Pejabat itu masih ingat  negeri ini luas terbentang dari utara  Pulau Weh di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 60 LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Roti di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 110 LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah di ujung utara Pulau Sumatra yang berada pada 950 BT. Adapun wilayah Indonesia paling timur di Kota Merauke yang berada pada 1410 BT.an samapai ada wilayah yang terlupakan dalam kebijakan pakrena pola kejikan seperti ini akan menimbulkan gejolak yang bernuasa SARA (suku, agama, ras dan antar goiongan)

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman berupa perbedaan pendapat dan berlainanan kepercayaan diperlukan suatu perekat agar bangsaIndonesia  dapat bersatu guna memelihara keutuhan negara. Suatu bangsa dalam menyelengarakan kehidupan tidak terlepas dari pengaruh lingkungan, yang didasarkan atas hubungan timbal balik atau kait-mengait antara filosofi bangsa, idiologi, aspirasi, dan cita-cita yang dihadapkan pada kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam dan wilayah serta pengalaman sejarah .

Upaya pemerintah dan rakyat menyelengarakan kehidupannya, memerlukan suatu konsepsi yang berupa Wawasan Nasional yang dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri.   Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara melihat.  Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik sehinga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan dalam mengejar kejayaanya.

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.  Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai dan menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

Tidak usah diajari lagi bagi alumni lemhanas pasti hapal tentang landasan ketatanegaraan Indonesia sebagai pedoman dalam mengalokasi dana untuk kemakmuran rakyat. Baik mari kita lihat lagi bahwa Indonesia telah sempurna dan final dalam tataran kekuatan ideologi dan turunannya sebagai berikut 

  1. Pancasila (dasar negara) =>Landasan Idiil 
  2. UUD 1945 (Konstitusi negara) =>Landasan Konstitusional
  3. Wasantara (Visi bangsa) =>Landasan Visional 
  4. Ketahanan Nasional (KonsepsiBangsa) =>Landasan Konsepsional 
  5. GBHN (Kebijaksanaan Dasar Bangsa) =>Landasan Operasional

Rambu-rambu tersebut diatas merupakan  pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangs Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa/daerah

Selain itu perlu pula diingat penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara dalam setiap hidup rakyat Indonesia. Implementasi tersebut mencakup 

  1. Implementasi dalam kehidupan politik,  Menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.
  2. Implementasi dalam kehidupan Ekonomi,   Menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
  3. Implementasi dalam kehidupan Sosial Budaya, Menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup disekitarnya dan merupakan karunia sang pencipta.
  4. Implementasi dalam kehidupan Pertahanan Keamanan,   Menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.

Semoga saja Pak Jokowi bisa meluangkan waktu sejenak membaca kembali tentang wawasan nusantara dan kemudian menjiwai setiap kebikajan berdasarkan tatanan ketatanegraan yang telah di sepakati oleh para pendiri Bangsa Indonesia.  Bisa jadi semua kebijakan Presiden telah mengikuti alur landasan negara tersebut, namun alangkah baiknya kebijakan itu bukan dibuat karena kebetulan sudah sesuai dengan visi misi Indonesia.  Selain itu patut di evaluasi lagi kebijakan  yang melenceng dari tujuan nasional terutama terkait dengan bidang ekonomi yang menjadi prioritas pembangunan nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun